
LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhajir Efendi mendorong penerapan kurikulum khusus bagi pelajar terdampak bencana.
Hal itu, disampaikan Menko PMK saat menghadiri puncak acara Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2023, di Pendopo Kecamatan Karangbinangun, Lamongan, Selasa (16/5/2023).
BACA JUGA:
- Ikuti Lomba MQKN Tingkat Provinsi, Lamongan Berangkatkan 80 Kafilah
- Lamongan Berangkatkan 1697 Calon Jemaah Haji, Penjual Kipas Bambu Asal Sukodadi Jadi CJH Inspiratif
- Antisipasi Bencana Alam, Bupati Yuhronur Tanam Pohon Bambu di Bantaran Sungai Mengkuli
- Bupati Lamongan Sebut PKK Miliki Kontribusi Dalam Pembangunan Daerah
Menurutnya, kurikulum tersebut harus bisa diterapkan utamanya di Lamongan, mengingat wilayah tersebut, menjadi daerah langganan banjir, imbas dari luapan anak Sungai Bengawan Solo atau Sungai Bengawan Jero.
"Bencana bisa diperkecil resikonya dengan kesiapsiagaan semua pihak, harus ada penekanan pada kesiapannya," ungkap Muhajir Efend.
Lebih jauh, ia menyebut, kawasan bantaran bengawan menjadi sangat riskan terhadap potensi bencana, utamanya banjir. Oleh sebab itu, pihaknya mendorong penerapan kurikulum khusus bagi pelajar terdampak.
"Kalau bicara bantaran sungai solo pasti banjir. Soal penanggulangan banjir. Mulai sejak pelajar kurikulumnya disesuaikan," katanya.
Ia berharap, bila kesadaran penanggulangan bencana harus dipupuk sejak dini. Anak-anak, kata Muhajir, harus dibekali edukasi perihal kebencanaan dan penyebab bencana.
Simak berita selengkapnya ...