"Pak Sekda setelah stoknya habis, sudah tidak boleh ada air minum yang lain. Kita gunakan air minum dalam kemasan Tirta Baluran," tegas Bung Karna.
Lebih detail, Bupati Karna menyarankan Kepada PDAM Tirta Baluran agar air minum dalam kemasan Tirta Baluran dijual lebih murah dari pada air minum kemasan lainnya.
"Air minum dalam kemasan di pasaran paling murah berapa? Rp13.000 ada yang 12.500, benar ya? Pokoknya ini harus dijual paling murah, begitu pasarannya, menguat baru naik pelan-pelan," tuturnya.
Sementara itu, Direktur PDAM Tirta Baluran Asy'ari mengatakan, AMDK Tirta Baluran mengambil air dari sumber mata air pilihan.
"Dari sumur bor, kita kelola dengan mesin semi otomatis. Bapak Bupati, mohon izin sementara, kita membuat AMDK Tirta Baluran dalam lima kemasan. Pertama kemasan gelas yang isinya 150 mililiter, ada yang 220 mililiter. Ada kemasan botol dengan isi 330 mililiter, ada botol isi 600 mililiter dan galon," ujar Asy'ari.
Asy'ari yakin produk AMDK Tirta Baluran tersebut bisa meningkatkan Pendapat Asli Daerah (PAD) Kabupaten Situbondo.
"Mudah-mudahan dengan usaha yang diinisiasi oleh PDAM Tirta Baluran ini mampu menambah pendapatan kami, sehingga berkontribusi ke PAD. Tahun 2021, kami menyetorkan PAD Rp720 juta, tahun 2022, kita setorkan ke PAD Rp740 juta. Insya Allah di tahun 2023 ini kita memberikan kontribusi PAD sekitar Rp770 juta," pungkas Direktur Tirta Baluran. (adv/sbi/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News