
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Presiden Joko Widodo menyebut masih rendahnya kepercayaan masyarakat kelas atas terhadap layanan kesehatan pada rumah sakit di dalam negeri. Pernyataan Presiden itu didukung data adanya dua juta Warga Negara Indonesia (WNI) yang lebih memilih berobat ke luar negeri, sehingga ada potensi kehilangan devisa sebesar Rp165 Triliun.
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jawa Timur, Muhammad Fawait menilai kondisi itu sejatinya merupakan potensi yang bisa tangkap oleh Pemerintah Provinsi Jatim. Sebab, dari dua juta WNI yang berobat ke luar negeri, pastilah di antaranya banyak warga Jawa Timur.
BACA JUGA:
- Dinner Meeting, Gubernur Khofifah Diskusikan Potensi Kerjasama UK-Jatim di 4 Sektor
- Rehab Venue Berlangsung, Sidoarjo Siap Jadi Tuan Rumah Porprov VIII Jatim 2023
- Meski Warga Menggugat, Tanah untuk RSUD Daha Husada Tetap Dipagar dan Dipasang Garis Polisi
- Gubernur Khofifah: Jawa Timur Surplus Realisasi Anggaran Rp401,78 Miliar
"Saya kira ada potensi pendapatan dari sektor kesehatan yang bisa ditangkap oleh Pemprov Jatim. Kalau Jatim bisa mengambil 10 persen saja dari WNI yang selama ini berobat ke luar negeri, saya kira sangat luar biasa hasilnya untuk Pemprov Jatim," kata politikus muda yang akrab disapa Gus Fawait itu, Kamis (23/3/2023).
Bendahara DPD Partai Gerindra Jatim ini mengatakan dari dua juta WNI yang berobat ke luar negeri itu, mayoritasnya berobat ke Malaysia dan Singapura. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Sebab, fasilitas rumah sakit dan kemampuan dokter di tanah air, termasuk di Surabaya tak kalah dengan negara tetangga tersebut.
Gus Fawait berharap Pemprov Jatim bisa membangun opini agar masyarakat kelas atas mempercayakan layanan kesehatannya pada rumah sakit di Jawa Timur. Ia menyarankan ada inovasi yang bisa dilakukan, di antaranya dengan membuat paket wisata yang terintegrasi dengan layanan kesehatan di Jawa Timur.
Simak berita selengkapnya ...