Ramai-Ramai Jadi Muallaf Jelang Ramadan, Tiga Orang Ini Gembira setelah Ikrar Syahadat

Ramai-Ramai Jadi Muallaf Jelang Ramadan, Tiga Orang Ini Gembira setelah Ikrar Syahadat Para muallaf saat mengikrarkan dua kalimat syahadat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jumat (17/3/2023). Mereka dituntun Ustadz Ahmad Nasikh Hidayatullah. Tampak Ignastus Rengu dan Eko Parti Yanti serta satu lagi perempuan yang semula beragama Kristen. Foto: bangsaonline

SURBAYA, BANGSAONLINE.com – Tiga orang penganut agama Kristen memutuskan jadi muallaf. Mereka secara ramai-ramai mengikrarkan dua kalimat syahadat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya menjelang datangnya bulan suci Ramadan pada Jumat (17/3/2023) lalu.

Tiga muallaf yang terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki itu melakukan ikrar syahadat secara bersamaan. Mereka dimbimbing Imam Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Ustadz Ahmad Nasikh Hidayatullah.

Siapa saja mereka? Antara lain Ignastus Rengu, anak muda kelahiran Ledasua, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ignastus yang lahir pada 19 Nopember 1984 itu semula beragama Kristen.

Kemudian Eko Parti Yanti. Perempuan muda asal Surabaya kelahiran 18 Januari 1983 itu semula juga beragama Kristen. Lalu seorang perempuan lagi yang juga beragama Kristen.

“Sudah salat?,” tanya Ahmad Nasikh kepada Ignastus Rengu, salah seorang dari tiga muallaf itu.

Ignastus Rengu menjawab belum salat.

“Ya, gak apa-apa. Nanti salat setelah belajar,” kata Ustadz Ahmad Nasikh.

Ia kemudian mengajak tiga muallaf itu membaca dua kalimat syahadat.

“Kita mencucapkan dua kalimar syahadar bareng-bareng ya,” ajak Ustadz Ahmad Nasikh Hidayatullah kepada tiga muallaf itu yang didampingi saksinya masing-masing.

“Asyhadu Al LaiIaha Illallah, Waasyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah,” kata Ustadz Ahmad Nasikh Hidayatullah menuntun mereka.

(Imam Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Ustadz Ahmad Nasikh Hidayatullah, saat menuntun para muallaf membaca dua klimat syahadat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jumat (17/3/2023). Foto: MMA/bangsaonline)

Semula mereka tampak tegang ketika mau ikrar dua kalimat syahadat. Mungkin mereka agak grogi karena disaksikan banyak jemaah salat Jumat yang masih belum pulang. Padahal para jemaah salat Jumat itu menyupport semua.

Tapi setelah usai mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat mereka tampak riang gembira. Saking riangnya, bahkan mereka ramai-ramai berfoto bersama dalam masjid besar yang diresmikan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tahun 2000 itu.

“Kita memang melayani masyarakat. Termasuk melayani para muallaf yang mau ikrar dua kalimat syahadat,” kata Ustadz Ahmad Nasikh Hidayatullah usai menuntun dua kalimat syahadat tiga orang tersebut kepada BANGSAONLINE.

Menurut dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu, sebelum para muallaf itu ikrar dua kalimat syahadat, mereka diberi pengarahan. Termasuk diberi materi agama.

Begitu juga setelah mereka ikrar dua kalimat syahadat. “Mereka diberi bimbingan dan pembinaan,” kata Ustadz Ahmad Nasikh.

Ahmad Nasikh menegaskan bahwa ikrar dua kalimat syahadat samasekali tak dipungut biaya. “Tak ada biaya, baik biaya adiministrasi, maupun biaya bimbingan,” jelas Ustadz Ahmad Nasikh Hidayatullah.

(Mereka pun tampak riang gembira dan foto bersama. Foto: MMA/bangsaonline)

Semua muallaf dipermudah dan dilayani dengan baik. Bahkan saat mengikrarkan dua kalimat syahadat di dalam masjid juga dituntun lagnsung, jika belum bisa melafalkan dua kalimat syahadat sendiri. 

Seperti diberitakan BANGSAONLINE, di Masjid Al Akbar Surabaya di bawah pengelolaan Pemprov Jawa Timur  itu banyak sekali pemeluk berbagai agama mengikrarkan dua kalimat syahadat. Bahkan banyak juga pria dan perempuan bule serta atheis (tak percaya Tuhan) mengikrarkan dua kalimat syahadat di masjid besar tersebut.  (MMA)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO