"Tapi kayaknya tanpa campur tangan pemerintah berat. Tapi sejauh ini ada progres yang menggembirakan. Kereta api adalah moda transportasi yang merakyat kalau harganya terjangkau. Kalau sudah jalan, pariwisata terdongkrak," tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPP Madura Asli (Madas), Berlian Ismail Marzuki yang juga hadir dalam forum ini mengatakan, warga Madura sangat menantikan pembangunan infrastruktur yang menyambungkan Pulau Garam tersebut. Baik itu proyek pembangunan Tol Trans Madura, maupun reaktivasi jalur kereta Madura.
Berlian pun menjelaskan alasan warga Madura banyak yang lebih memilih merantau ketimbang tinggal di tanah kelahirannya. Itu tak lain karena keterbatasan infrastruktur di sana, membuat pengembangan daeeah sulit dilaksanakan, alhasil masyarakat lebih memilih merantau dalam upaya mencari penghidupan yang layak.
Pakar transportasi dari ITS, Hera Widyastuti, menjelaskan kereta api merupakan trasportasi massal yang apabila benar-benar bisa dioperasikan maka akan sangat mengurangi kemacetan. Apalagi jalan penghubung Pulau Madura hanya ada satu ruas, dan rawan macet mengingat di waktu-waktu tertentu serinh dilaksanakan pasar tumpah.
Reaktivasi jalur kereta Madura juga disebutnya akan menimbulkan efek domino terhadap banyak sektor. Terutama sektor pariwisata Madura yang sejauh ini jarang terjamah akibat minimmya infrastruktur.
"Harapannya dengan pergerakan transportasi ini bisa mengangkat PDRB dari daerah-daerah yang dilewati," kata Hera.
Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, Aliyadi Mustofa mengapresiasi gagasan besar pemerintah yang merancang Perpres 80 tahun 2019, yang di dalamnya memuat proyek reaktivasi jalur kereta Madura. Pria berdarah Madura itu meyakini, jika terealisasi, proyek tersebut akan sangat menguntungkan masyarakat Madura.
"Walau tidak segampang membalikan telapak tangan, ini perlu kita dukung," kata Ali. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News