Anies Berkiblat ke China atau AS? Ini Jawaban Capres Nasdem itu di Depan 50 Pimpinan Media di Jatim

Anies Berkiblat ke China atau AS? Ini Jawaban Capres Nasdem  itu di Depan 50 Pimpinan Media di Jatim Anies Baswedan saat dialog dengan para pimpinan media bertajuk “Chief Editors Meeting Bersama Anies Baswedan” di Shangri La Hotel Surabaya, Jumat (17/5/2023) malam. Foto: BANGSAONLINE

Ketiga, karena sistem yang kurang baik. Karena itu tiga hal itu harus dicarikan solusi.

Hanya saja, kata Anies, berbagai problem itu tak bisa diselesaikan sendirian.

“Seorang top leader tak mungkin bisa memberikan semua solusi. Karena itu saya lebih banyak bertanya,” kata Anies sembari mengatakan bahwa ia tak pernah mau mengklaim program-program yang telah diselesaikan saat menjadi gubernur DKI karena selalu melibatkan semua pihak.

Soal kedekatannya dengan Aguan, Anies menjawab diplomatis. Ia mengaku dekat dengan semua kalangan. Bahkan ketika jadi Gubernur DKI Jakarta ia mengaku merangkul semua pihak. Termasuk orang-orang yang tidak memilih dirinya saat pilgub, bahkan memusuhi.

“Mereka mengira akan dihukum. Tapi saya tidak menghukum mereka,” kata mantan Rektor Universitas Paramadina itu.

Anies mengakui saat Pilgub DKI ada polarisasi sangat tajam. Dan itu biasa dalam pilkada. Bahkan isu yang muncul atau dikembangkan pun beragam dan cenderung menimbulkan polariasi potitik.

“Kalau calonnya laki dan perempuan, maka yang muncul adalah isu gender,” katanya.

Begitu juga kalau calonnya lain suku, misalnya Jawa dan Sunda atau non Jawa. 

“Maka yang muncul isu suku,” katanya.

Apalagi, jika calonnya beda agama, misalnya Islam dan Kristen. 

“Maka yang muncul adalah isu agama,” katanya.

Akibatnya, jika kalah dalam pilkada, maka alasannya karena faktor agama. Tapi jika menang beralasan karena program.

“Itu penyakit kita,” katanya.

Menurut dia, polarisasi politik memang tak terelakkan dalam pilkada. Tapi dalam perspektif demokrasi seharusnya polarisasi itu selesai begitu pilkada usai.

Rudi Pranata, seorang kolumnis, yang hadir dalam pertemuan itu juga mengajukan pertanyaan sensitif. “Apakah Pak Anies sudah merasa aman dengan KPK,” tanya Rudi tekait formula E yang isunya terus menggelinding.

Menurut Anies, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sudah mengaudit secara berturut-turut selama tiga tahun. Yaitu tahun 2020, 2021, dan 2022. Tapi tak ada masalah atau pelanggaran.

“Lha, mereka mengaudit tiga kali dan WTP terus,” katanya. Memang ada catatan, dan itu biasa. Tapi tak ada kerugian uang negara.

Menurut dia, formula E lebih sebagai opini ketimbang sebagai persoalan substansial.

“Sebenarnya ramainya KPK yang tersinggung BPK,” kata Anies.

Anies minta diberi contoh, adakah pekerjaan pemerintah diaudit hingga tiga kali berturut-turut untuk sesuatu yang dikerjakan.

“Dan tahun kemarin diaudit kembali keempat kali, namanya itu PDTT atau pemeriksaan dengan tujuan tertentu,” katanya.

Seorang jurnalis bernama Simon yang mengaku mengelola media Kristen juga melontarkan pertanyaan menarik kepada Anies. 

“Bagaimana Pak Anies bisa meyakinkan orang-orang Kristen bahwa mereka akan aman kalau Pak Anies jadi presiden,” tanya wartawan yang mengaku pengelola Majalah Gloria itu.

Anies Baswedan minta orang-orang Kristen di Surabaya mengkonfirmasi langsung kepada orang-orang Kristen yang tinggal di Jakarta. Apakah saat dirinya menjabat gubernur DKI ada perlakuan berbeda terhadap mereka.

“Penjelasan mereka akan lebih obyektif,” kata Anies sembari minta agar semua pihak menghentikan hoax. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sejumlah Pemuda di Pasuruan Dukung Muhaimin Maju Calon Presiden 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO