
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Mantan Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Komjen Pol Dharma Pongrekun, berkunjung ke Situs Persada Soekarno Ndalem Pojok, rumah masa kecil Bung Karno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Minggu (12/3/2023).
Pria kelahiran Palu, 12 Januari 1966 ini, disambut kesenian barongan Kediri dan tari gambyong saat berada di Situs Persada Soekarno Ndalem Pojok. Di sana, jenderal bintang 3 itu melakukan napak tilas, doa bersama, dan dialog Kebangsaan.
BACA JUGA:
- Ferry Irawan Bantah Lakukan KDRT kepada Venna Melinda
- Sidang Pencabutan Kuasa Orang Tua: Di Kediri Baru Pertama Kali, Hanya 3 Perkara se-Indonesia
- PN Kota Kediri Gelar Sidang Pertama Kasus KDRT Ferry Irawan, Agenda Pembacaan Dakwaan
- Seorang Bocah yang Jadi Korban Hanyut di Sungai Parung Kota Kediri Ditemukan Tewas
Saat napak tilas, ia tampak menyimak penjelasan pemandu sambil berjalan menelusuri area pelitasan kawasan Situs Ndalem Pojok. Dharma terpukau dengan pembacaan Sumpah Jatidiri Bangsa, penjelasan frasa 17 Agustus Kemerdekaan Bangsa Indonesia, dan 18 Agustus berdirinya Republik Indonesia yang disampaikan dalam kegiatan ini.
"Sumpah jati diri bangsa yang kita baca tadi sungguh bagus sekali, kita memang harus berani bersumpah dan melaksanakan sumpah itu," ujarnya di sela-sela memberikan pesan-pesan kebangsaan.
"Saya juga baru tahu setelah dijelaskan tadi mengenai 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan 18 Agustus 1945 berdirinya negara. Termasuk lagu Indonesia Raya tiga stanza ini harus disebarkan," imbuhnya di hadapan para peserta yang hadir dari berbagai komunitas, tokoh lintas agama, dan budayawan.
Penjelesan mengenai frasa 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan 18 Agustus 1945 berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, memang disampaikan dalam rangkaian keliling area napak tilas rumah masa kecil Soekarno.
Saat menjelaskan hal itu, guide yang mempandu yaitu Lukito Sudiarto, juga menunjukkan benner besar salinan akte kemerdekaan bangsa Indonesia yakni Teks Proklamasi 17 Agustus 1945 dan juga salinan keputusan PPKI yakni penandatanganan pengesahan berdirinya Negara Republik Indonesia tertanggal 18 Agustus 1945.
"Dua dokumen itu kita cetak benner ukuran besar kita tunjukkan kepada beliau Pak Jendral sebagai bukti akte kemerdekaan bangsa dan akte berdirinya negara. Jadi ada dua dukomen, ada dua peristiwa besar yang berbeda. Kemerdekaan bangsa tanggal 17 Agustus 1945 dan berdirinya NKRI 18 Agustus 1945. Dua peristiwa yang harus kita syukuri," tegas Lukito yang juga Ketua DPC PCTA Indonesia usai acara.
Simak berita selengkapnya ...