Terlebih, saat ini masyarakat mulai memiliki awareness terhadap makanan yang dikonsumsi. Sayur hidroponik ini memiliki kualitas yang bagus dan membutuhkan pasar yang lebih premium. Kohikari bisa memanen 6 hingga 7 kwintal per minggu.
"Saya lihat kualitasnya ini sudah kualitas ekspor. Nanti bisa dipelajari lebih lanjut dan mencari eksportir sayur terdekat. Saya juga minta kepada supermarket untuk memberikan masukan dan saran kepada Kohikari supaya kualitas produk tetap bagus dan bisa memenuhi kebutuhan pasar," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri Moh. Ridwan menjelaskan sertifikat Prima 3 ini diberikan sebagai penilaian bahwa produk pangan aman untuk dikonsumsi. Untuk mendapat sertifikat prima 3 harus melalui pengujian bebas residu pestisida dan residu logam berat.
Di Kota Kediri sendiri, lanjut Ridwan, ada sekitar 300 petani hidroponik mayoritas memang masih taraf hobi. Namun ada sekitar 50 petani yang memiliki lahan masuk di taraf ekonomi.
"Harapannya, produk yang dijual nanti bisa memiliki nilai tawar yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian. Produk hidroponik ini sendiri diminati pasar terbukti mereka tidak susah mencari pasar. Semoga urban farming semacam ini bisa meningkat di Kota Kediri dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat," jelasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Herwin Zakiyah, Ketua Kohikari Sigit Hari Setiawan, Lurah Lirboyo Nanang, tuan rumah Rahmad Haris, dan tamu undangan lainnya. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News