
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Menjelang kontestasi Pilpres 2024 banyak terjadi aksi dukung-mendukung bakal capres di sejumlah wilayah, termasuk di Jawa Timur. Sering kali pernyataan dukungan kepada bakal capres itu mengatasnamakan kalangan pesantren.
Kondisi ini menjadi keprihatinan Muhammad Fawait selaku Wakil Bendahara Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Jatim, badan otonom Nahdlatul Ulama yang membidangi pondok pesantren.
BACA JUGA:
- Antusiasme Sambut Anies Baswedan, Ketua PKS Jatim: Wujud Kerinduan pada Pemimpin
- Anies Berkiblat ke China atau AS? Ini Jawaban Capres Nasdem itu di Depan 50 Pimpinan Media di Jatim
- 99 Kiai Jatim Berikan Mandat ke Gus Muhaimin Maju Pilpres 2024
- Terima Kunjungan Surya Paloh, AHY Pastikan Sikap Demokrat Dukung Anies Baswedan sebagai Bacapres
"Saya prihatin dengan aksi dukung mendukung capres yang mengatasnamakan pondok pesantren. Padahal pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di negeri ini, yang mengajarkan ilmu dan akhlak," kata pria yang akrab disapa Gus Fawait itu, Rabu (8/3/2023).
Ia merasa tergelitik dengan pemberitaan belakangan ini, di mana banyak pihak yang mengatasnamakan Kiai muda, Gus atau lora dalam dukung mendukung bakal capres. Padahal, Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, menginstruksikan agar menjauhi politik identitas.
Simak berita selengkapnya ...