BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com – Bagi sebagian orang, bekas serutan kayu dianggap tak bermanfaat dan biasanya dibuang begitu saja. Namun, bagi mereka yang mempunyai jiwa wirausaha limbah serutan kayu tersebut bisa digunakan untuk usaha. Seperti halnya yang dilakukan oleh Joko Pitono (27), warga Dusun Sadang, Desa Sonorejo, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro.
Ia memanfaatkan limbah serutan kayu dicampur dengan bekatul dan kalsium sebagai media tanam jamur tiram. Joko, sapaan akrabnya mengatakan, ia mulai merintis usaha pembibitan jamur tiram sejak tahun 2010 lalu. Kala itu, ia masih duduk di bangku sekolah sehingga pekerjaan yang ia lakukan sebatas sambilan. Namun, setelah mengetahui prospek yang kian menguntungkan usaha itu terus ditekuninya hingga sekarang.
BACA JUGA:
- Bulan Haji, Omzet Perajin Kotak Hantaran Limbah Kardus di Jombang Meningkat
- Stikosa – AWS Siap jadi Konten Kreator bagi Pelaku Bisnis UMKM
- Seminar GPMN: Gus Heri Ajak Pemuda Berwirausaha, Gus Fawait Dorong Pemuda Berpolitik
- Riski Mubarok, Pemuda Asal Pamekasan ini Raup Jutaan Rupiah Lewat Bisnis Ikan Koi
"Dari bibit jamur tiram itu banyak petani jamur mengambil dari sini," ungkapnya, kemarin.
Kini, ia mampu merekayasa dan membuat bibit dengan sistem spora atau sperma jamur. Lalu, kata dia, dibenihkan ke media. Media yang dimaksud yakni tempat dimana jamur bisa makan dan berkembang. Media itu terdiri dari campuran serutan kayu, bekatul dan kalsium yang di kemas dalam plastik berukuran 1 kilogram (Kg).
Media itu, lanjut Joko, bisa ditumbuhi berbagai macam jamur, tergantung spora yang diletakkan pada media tersebut. Spora sendiri diambil dari lempeng jamur yang sedang berkembang. Dari situlah ia bisa menanam berbagai macam jamur seperti jamur kuping, tiram, lingse, dan berbagai macam jamur lainnya.
"Yang paling diminati masyarakat jamur tiram," ungkapnya.