Ia mengungkapkan, pasca tak ada penyeberangan ke Pulau Bawean akibat gelombang besar, persediaan kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) warga di Pulau Bawean menipis.
Imbasnya, harga kebutuhan bahan pokok melonjak naik. Ironisnya, warga Pulau Bawean yang tertahan di Gresik maupun di Pulau Bawean, uang persediaan semakin menipis.
"Ada rombongan warga asal Pulau Bawean yang hendak kembali ke Malaysia, tiket pesawatnya berpotensi hangus karena tidak ada penyeberangan kapal," ungkapnya.
Bustami juga menceritakan, kasus serupa pernah terjadi di era pemerintahan sebelumnya. Ketika cuaca buruk dan gelombang tinggi, Pemkab Gresik mencarikan solusi dengan meminta bantuan TNI AL untuk menyediakan kapal yang mampu melewati ombak besar.
"Dishub silahkan minta bantuan TNI AL. Hal ini untuk mengantisipasi cuaca buruk masih panjang. Sebab, berdasarkan rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sampai tanggal 30 Desember 2022, cuaca masih buruk," tutupnya. (hud/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News