![Diduga Gagal Ginjal Akut, Balita di Ngawi Meninggal Dunia Diduga Gagal Ginjal Akut, Balita di Ngawi Meninggal Dunia](/images/uploads/berita/700/6bde6f9b14897c4284249e4f6abd81f8.jpg)
NGAWI, BANGSAONLINE.com - Seorang balita yang hendak dirujuk di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ,Jakarta, meninggal dunia, Rabu (19/10/2022) lalu. Diduga, penyebab kematian balita tersebut, karena alami gagal ginjal akut misterius.
Hal itu, membuat masyarakat Ngawi meyakini, bahwa kematian balita tersebut akibat mengkonsumsi obat sirup yang mengandung senyawa etilen glikol. Sebab, balita tersebut, sebelumnya telah dirawat disalah satu rumah sakit di Ngawi.
BACA JUGA:
- Buka Pelatihan Kader GEMA CERMAT, Pj Wali Kota Kediri Berharap Masyarakat Teredukasi Kelola Obat
- Satlantas Polres Ngawi Amankan Belasan Motor saat Razia Balap Liar
- Dua Truk Terlibat Kecelakaan di Ruas Tol Ngawi-Solo, Sopir dan Penumpang Meninggal Dunia
- Cegah Kecelakaan, Satlantas Polres Ngawi Tingkatkan Patroli di Jalur Blackspot
"Dimungkinkan ada satu kasus di Ngawi. Rencananya pasien ini akan dirujuk ke Jakarta. Namun saat di perjalanan sampai di Solo sudah meninggal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, Yudono saat dikonfirmasi oleh awak media, Jumat (21/10/2022)
Ia mengatakan, sebelumnya balita tersebut sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam AT-TIN Ngawi. Pasien tersebut, saat itu mengalami demam tinggi, muntah dan diare.
Dugaan sementara, lanjutnya, pasien tersebut mengalami gagal ginjal akut.
"Awalnya anak tersebut alami demam tinggi, selain itu tidak bisa buang air kecil. Kalau melihat indikasinya mengarah ke gagal ginjal akut misterius," jelasnya.
Hal itu, Pihak Dinkes Ngawi, masih belum banyak melakukan langkah apapun. Hanya memberikan imbauan kepada masyarakat terkait penggunaan sirup di puskesmas, rumah sakit maupun di Apotek. Sebab, dari Kementerian Kesehatan sendiri, juga masih belum ada instruksi hingga ke daerah.
"Untuk sementara ini, kita hanya melarang pemakaian obat jenis syrup pada anak-anak. Kalau Paracetamolnya tidak masalah yang berbahaya bahan penyertanya," pungkasnya. (nal/rif)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News