Sejarah Pancasila di PBB Diusulkan Jadi Hari Besar Nasional Perdamaian Dunia Abadi

Sejarah Pancasila di PBB Diusulkan Jadi Hari Besar Nasional Perdamaian Dunia Abadi Acara doa bersama lintas agama yang digelar di Situs Ndalem Pojok Kediri. Foto: Ist

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Beberapa komunitas yang tergabung dalam Komunitas Kediri Raya menggelar tasyakuran hari bersejarah 30 September 1960 bertajuk 'Pancasila menggema di Sidang Umum PBB'. Mereka sepakat untuk mengusulkan hari Pancasila di PBB sebagai Hari Besar Nasional Perdamaian Dunia Abadi kepada Presiden Jokowi.

Ketua Harian Persada Soekarno, Kushartono, mengatakan bahwa kesepakatan tersebut diambil saat giat doa bersama dalam rangka menyukseskan KTT G-20 dan Pemilu 2024 yang juga dihadiri oleh perwakilan KPU dan Bawaslu Kabupaten Kediri, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4) setempat, serta beberapa tokoh lintas agama.

"Ada empat hajat dalam acara doa bersama tersebut yaitu pertama tasyakuran Pancasila di PBB, kedua Doa Bersama Sukses KTT G -20, Doa bersama sukseskan Pemilu serentak 2024 serta tasyakuran Hari Rumi Dunia. Jadi tanggal 30 September 1207 hari lahir ulama tasawuf yang telah ditetapkan sebagai tokoh dunia oleh UNESCO, Jalaludin Rumi. Sekalian kita syukuri," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima BANGSAONLINE.com, Sabtu (1/10/2022).

Ia menyebut, usulan 30 September sebagai Hari Perdamaian Dunia sudah pernah diusulkan dua kali dan sekarang merupakan yang ketiga kalinya. Ia mengaku tidak masalah bila harus sabar, karena tidak mudah pemerintah memutuskan hari besar nasional.

"Seperti usulan tanggal 17 Agustus 1945 sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa dan 18 Agustus Hari Berdirinya NKRI, sudah mendapatkan respon dari pemerintah. Alhamdulillah, setelah melalui proses panjang akhirnya Presiden Jokowi pun membalas bahkan memberikan apresiasi terhadap usulan 17 Agustus 1945 sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia," paparnya.

Sedangkan Juwaini, perwakilan dari DK4 Kabupaten Kediri menyebut, Pancasila telah diusulkan oleh Presiden Soekarno di dalam Sidang Umum PBB untuk dijadikan landasan perdamaian dunia abadi pada 30 September 1960. Dalam usulan pidato itu, Bung Karno memakai judul 'To Build The Word A New (Membangun Dunia Baru)'.

"Menurut kami, saat ini adalah momen yang sangat tepat, seiring dengan persiapan KTT G-20 di Bali November mendatang. Kami yakin dengan menetapkan 30 September 1960 sebagai Hari Besar Pancasila di dunia, spirit dan gema Pancasila akan semakin menguat. Hikmahnya, dengan Pancasila, Indonesia akan mampu menjadi imam perdamaian dunia," urai Juwaini.

Doa dan tasyakuran juga diisi dengan tembang mocopat, doa lintas agama dan santunan anak yatim/fakir miskin serta diskusi kebangsaan. Sebagai moderator Ari Hakim dari Kampung Inggris, sedang sebagai narasumber Imam Mubarok, Wakil Ketua Lesbumi Jawa Timur yang juga Ketua DK4 Kabupaten Kediri dan Kushartono Ketua Departemen Pendidikan DPP PCTA Indonesia. (uji/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO