Kagumi Kiai Asep, Wali Kota Singkawang Tawarkan Tanah untuk Buka Cabang Amanatul Ummah

Kagumi Kiai Asep, Wali Kota Singkawang Tawarkan Tanah untuk Buka Cabang Amanatul Ummah Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie memberikan cenderamata kepada Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim di Guest House Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto Jawa Timur, Senin 8 Juni 2022. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com

Seperti kita tahu, NU adalah organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia yang didirikan oleh Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang dan KH Abdul Wahab Hasbullah Tambak Beras Jombang, serta para kiai besar lainnya.

Menurut Kiai Asep, pemilik tanah itu menawarkan harga Rp300 juta. “Kalau kepada orang lain Rp500 juta, tapi kalau kepada Pak Yai saya hargai Rp300 juta,” kata Kiai Asep menirukan sang pemilik tanah.

“Saya gak nawar. Saya langsung mengiyakan karena saya tak punya uang,” tutur Kiai Asep sembari mengatakan bahwa saat itu punya uang Rp 20 juta.

Saat itu Kiai Asep hanya punya mobil Toyota Kijang kapsul yang dia beli Rp 150 juta. Tapi BPKB-nya ada di bank untuk jaminan, karena mobil itu dibeli secara kredit. Pemilik tanah itu akhirnya menghargai mobil itu Rp 130 juta. Sisanya, Kiai Asep janji paling cepat dua tahun untuk melunasi.

Nah, dengan modal tanah itulah, Kiai Asep merintis pesantren Amanatul Ummah di tengah hutan itu. “Santri saya saat itu 48 orang,” tuturnya sembari menceritakan bahwa ia mendirikan pesantren di Pacet Mojokerto itu pada 2006.

Meski demikian, Kiai Asep punya semangat tinggi. Ia memasang papan nama untuk sekolah yang didirikan itu: madrasah bertaraf internasional (MBI). Padahal sekolahnya terbuat dari terop yang kalau malam harus ditembel kertas agar santrinya tak kedinginan.

Selain itu, Kiai Asep membawa guru-guru terbaik dari Surabaya. "Mereka saya angkut dengan mobil Mercy. Saya beli dua Mercy bekas. Mereka senang karena mengajar naik Mercy. Saya tak berpikir untung rugi," kata Kiai Asep. Yang penting pesantren yang baru didirikannya bisa maju.

Salah satu guru yang ia bawa adalah Bu Nuri, Kepala Sekolah SMAN 5 Kota Surabaya. Ternyata ia sangat tulus. Bahkan berani berkorban. "Tak mau digaji karena tahu cita-cita saya," tegas Kiai Asep sembari menyebut bahwa Bu Nuri adalah salah satu jemaahnya.

Ia mengaku yakin terhadap Hadits Rasulullah Innallaha yuhibbu ma’aliyal umur wayukrahu safsafaha. “Artinya, Allah senang terhadap orang yang tinggi urusan-urusannya, termasuk tinggi cita-citanya. Dan Allah tak suka terhadap orang yang rendah urusan-urusannya, rendah cita-citanya,” tegas Kiai Asep.

Hanya dalam jangka sembilan tahun, pesantren yang dia dirikan itu berkembang pesat. Bahkan kini santrinya mencapai 11 ribu orang. Dan yang spektakuler, banyak santrinya yang berprestasi dan diterima di pergurun tinggi favorit, baik dalam dalam negeri maupun di luar negeri.

Menurut Kiai Asep, santri Amanatul Ummah diterima diseluruh perguruan tinggi negeri seluruh Indonesia. Antara lain di Unair, UI, UIN, UB, ITB, IPB, UGM, Unej, dan perguruan tinggi lainnya.

Sedang di luar negeri antara lain di perguruan tinggi Rusia, China, Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Turki, Yaman, Malaysia, Jerman, dan negara-negara lain, kecuali Saudi Arabia. Kiai Asep tak mau mengirim santrinya ke Arab Saudi karena takut jadi Wahhabi.

Kiai Asep juga menuturkan bahwa kini banyak sekali sekolah dan pesantren yang melakukan studi banding ke Amanatul Ummah. “Tadi ada dari MAN Insan Cendekia Serpong. Yaitu MAN terbaik se-Indonesia yang dulu dibuat Pak Habibie. Kemudian MAN 2 Malang dan MAN Insan Cendekia Pasuruan,” tutur Kiai Asep.

Dalam pertemuan itu Kiai Asep juga membagikan tiga buku. Yaitu buku berjudul Kiai Besar Bin Kiai Besar Yang Berpikiran Besar. Buku itu berisi tentang Kiai Asep.

“Judul buku ini dari Pak Dahlan Iskan,” kata Kiai Asep. Dalam buku itu memang ada tulisan Dahlan Iskan yang pernah dimuat BANGSAONLINE.com. Nah, tulisan tokoh pers dan mantan menteri BUMN itulah yang kemudian dijadikan judul buku tersebut.

“Buku itu ditulis Pak Djoko Pitono,” kata Kiai Asep sembari menyebut bahwa Pak Djoko Pitono ada di belakang. Djoko Pitono adalah wartawan senior dan teman kuliah Kiai Asep.

Buku kedua berjudul Membangun Manusia Indonesia ditulis Muhammad Imail Adnan. “Tapi penulis sekarang gak ada,” katanya.

Buku kertiga berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan. Buku itu ditulis M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com. Buku terbaru itu di-launching dan dibedah saat Kongres III Pergunu yang pengukuhannya dihadiri Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin di Masjid Kampus IKHAC pada 3 Juni 2022 lalu.

Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan itu banyak mendapat apresiasi karena mengungkap kegetiran hidup dan perjuangan Kiai Asep sewaktu muda sehingga memberi inspirasi, motivasi, dan keteladanan dalam berjuang untuk menjadi tokoh nasional yang sukses, di samping mendirikan pondok pesantren penuh prestasi.

Dalam bedah buku di acara Kongres III Pergunu, tampil sebagai pembicara penyair kondang KH D Zawawi Imron, KH Mujib Qulyubi (Mantan Katib Syuriah PBNU) dan Dr KH As'ad Said Ali (Mantan Wakil Kepala BIN dan Mantan Wakil Ketua Umum PBNU).

Kiai As’ad Said Ali memberi kesaksian bahwa Kiai Asep adalah seorang ulul albab, intelektual yang sukses mengubah masyarakat menjadi lebih baik. 

Menurut Kiai As’ad, Kiai Asep mampu menyejahterakan warga masyarakat di sekitar pondok dengan berbagai usaha dan bisnis yang dikembangkan Pesantren Amanatul Ummah. 

Sehingga kehidupan ekonomi masyarakat di sekitar Amanatul Ummah terangkat dan makmur ketimbang sebelumnya.

“Karena itu, sangat tepat kalau Kiai Asep mempercayakan penulisan bukunya kepada Pak Mas’ud Adnan karena tulisannya enak dibaca dan mudah dicerna,” tegas Kiai As’ad Ali yang keluarga dekat KH A Sahal Mahfud, Rais Aam Syuriah PBNU dua periode. 

Pagi ini, Selasa (7/6/2022), Kiai Asep mengajak rombongan Wali Kota itu keliling ke sentra usaha yang didirikannya. Yaitu ke pabrik pembuatan tahu, tempe, air mineral, SPBE, dan beberapa usaha lainnya. 

"Yang muslim bisa ikut salat malam, dan mengikuti pengajian saya," kata Kiai Asep. 

Geliat belajar di Amanatul Ummah dimulai sejak pukul 3 malam. Yaitu diawali salat hajat. 12 rakaat (enam kali salam) dan witir tiga rakaat dengan dua kali salam. 

Lalu pengajian kitab Mukhtarul Ahadits (hadits-hadits pilihan) yang diasuh Kiai Asep Saifuddin Chalim langsung. 

Jadwal rombongan Wali Kota Singkawan hari ini juga ke Unviersitas Brawijaya (UB) Malang. "Tapi tujuan utama ke Amanatul Ummah," tutur Dr Fadly Usman yang mendampingi rombongan wali kota wanita itu ke UB Malang. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO