Baru kemudian sampah plastik dibakar melalui mesin destilator. Untuk sekali proses, alat tersebut maksimal bisa menampung 30 kilogram sampah plastik.
“Untuk sampahnya ada kriterianya, yang 20 kilogram sampah plastik model kresek. Sedangkan untuk yang 10 kilogram memakai sampah plastik bekas botol minuman,” bebernya.
Sampah plastik yang dibakar akan berubah menjadi uap dan akan diekstrak menjadi minyak.
Dari 30 kilogram sampah, lanjut Nouvel, bisa menghasilkan 7 liter minyak. Perinciannya 5 liter menjadi solar, 1 liter minyak tanah, dan 1 liter premium.
BBM alternatif jenis premium yang dihasilkan dari pengolahan tersebut langsung bisa digunakan di sepeda motor, setelah disaring dan ditambahkan peningkat oktan, sejenis obat penguat pembakaran mesin.
Mereka sempat mencoba BBM alternatif terhadap kendaraan roda dua. Hasilnya, motor dapat berjalan dengan lancar layaknya menggunakan BBM yang dibeli dari SPBU.
Sementara untuk BBM jenis solar dapat langsung digunakan setelah disaring. Menurut Nouvel, para nelayan di Pesisir Pasuruan sudah diberi sosialisasi agar memanfaatkan solar alternatif tersebut untuk melaut.
Sementara Pemerintah Kelurahan Tambaan memberikan apresiasi kepada pemuda yang menemukan inovasi tersebut. Selain manfaatnya banyak, upaya itu bisa mengurangi sampah.
“Mudah-mudahan temuan ini bisa menjadi teladan bagi masyarakat Tambaan agar masyarakat bisa membuang sampah pada tempatnya. Kami mendukung sekali temuan ini,” ujar Catur Aldoko, Lurah Tambaan. (par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News