Tafsir An-Nahl 99-100: Zaman Edan, Ketua PBNU jadi Ketua Tim Sukses Non Muslim | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir An-Nahl 99-100: Zaman Edan, Ketua PBNU jadi Ketua Tim Sukses Non Muslim

Senin, 17 Oktober 2016 12:26 WIB

Nusron Wahid. foto: panjimas.com

Keempat, fenomena memudarnya "ukhuwwah islamiah" yang digembor-gemborkan oleh para elite Nahdliyyin, termasuk PBNU dan ANSOR dan pribadi Cak Nusron sendiri yang disampaikan di berbagai tempat. Katanya, "mukmin itu bersaudara". Katanya, "Muslim itu bersaudara". Karena Cak Nusron bergabung dengan wong kafir dan melawan saudaranya sendiri yang seiman, maka ukhuwahnya pantes disebut "ukhuwah kafiriyah". Jika insan hiburan macam Inul dibilang tipis iman, maka itu masih ada maklumnya. Tapi ini insan PBNU dan Ansor (?).

Meskipun demikian, tulisan ini bukan membenci apalagi mengecam, tapi sebatas menyajikan fenomena. Mohon jangan dibenci, akan lebih bagus didoakan, semoga Cak Nusron cepat mendapat hidayah.

Keempat, mungkin zaman ini sudah tiba zaman edan seperti diliris Bopo Ronggo Warsito. Bahwa pada akhir zaman akan datang zaman edan (gila). "Ra edan ra keduman". Yang tidak ikut gila tidak akan kebagian. Ya, politik, kekuasaan memang gila dan menggila-gilakan orang dan ternyata sudah banyak yang menjadi gila oleh kekuasaan. Lalu apa motif Cak Nusron melakukan itu, kalau bukan pingin mendapat dumduman "edan"?. Tidak mungkin karena kokohnya keimanan atau ketakwaan.

"Menungso podo muter lir kadoyo gabah diinteri" Sikap manusia susah ditebak, sering hanyut terbawa arus dan tidak punya prinsip. Keimanan digadaikan demi memburu kepuasan duniawi. "sak beja-bejane wong kang lali, sik bejo wongkan iling lan waspodo". Jika anda mau bejo, mau bahagia, mau selamat dunia akhirat, maka tetaplah berprinsip dan teguh iman. Jangan sampai terlena oleh godaan duniawi yang menipu dan sesaat. Bagi muslim sejati, lebih baik tidak keduman edan daripada ikut edan.

Kelima, jika tindakan cak Nusron itu harus dirujuk kepada keimanan Ibarahim A.S., keimanan Isma'il A.S. dan keimanan Hajar pada momen Id al-Adha ini, maka pastilah bertolak belakang. Keimanan orang-orang shalih itu sungguh totalitas dan hanya Allah SWT yang menjadi referensi, lain tidak. Tapi keimanan pada pesta kekuasaan dan rana politik justru nafsu syetan yang jadi rujukan. Hanya orang yang terpental dari Tuhan saja yang bisa dikuasai syetan. "inna sulthanuh 'ala al-ladzin yatawallaunah wa al-ladzin hum bih musyrikun". 

Dr KH A Mustain Syafii, MAg adalah Direktur Madrasatul Qur'an Tebuireng Jombang dan tiap hari jadi pengasuh dan penulis Tafsir Al-Qur'an Aktual di HARIAN BANGSA Jawa Timur. 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video