Festival Cahaya di Berlin, Jadi Ingat Gebyar Penjor.....

Selasa, 14 Oktober 2014 07:22 WIB
Editor: rosihan c anwar
Festival untuk Semua
Entah itu di atas kapal pesiar atau becak, berjalan kaki atau berkendara di dalam limosin mewah, festival cahaya bisa dinikmati oleh semua orang. Cuma saja pengunjung harus tahan kantuk, karena festival ini baru bisa dinikmati malam hari. 
Publikasi Global
Percaya atau tidak, keuntungan terbesar buat Berlin bukanlah pemasukan, melainkan publikasi. Tahun lalu panitia mencatat, nama Berlin mendengung sebanyak 1,8 juta kali di media dan jejaring sosial dalam kaitannya dengan festival cahaya. 
Banjir Perempuan
Menurut statistik, dua pertiga pengunjung Festival Cahaya adalah perempuan. Kebanyakan usia pengunjung berkisar antara 30 sampai 49 tahun. Sebaliknya di kalangan remaja, festival ini tidak begitu digemari. 
Sejarah dalam Warna Pastel
Sebuah proyeksi film pada bagian depan gedung Orchestra Berlin di Gendarmenmarkt mengilustrasikan 200 tahun sejarah gedung ini. Bangunan bergaya neoklasik ini adalah karya arsitek Karl Friedrich Schinkel dan dibuka pertama kali tahun 1821. Setelah hancur di Perang Dunia II, gedung Orchestra ini direnovasi dan kembali dibuka buat publik tahun 1984. 
Tembok Berganti Cahaya
25 tahun setelah reunifikasi Jerman, tembok yang dulu membelah kota Berlin itu kini tampil dalam cahaya merah jambu berkilauan. Tembok buatan ini berdiri di depan stasiun kereta utama. Berbeda dengan tembok asli yang sudah diruntuhkan itu, pengunjung bisa berjalan menembus tembok ini dengan mudah. 
Panggung Kota
"Festival of Lights" di Berlin adalah pertunjukan instalasi seni cahaya paling tersohor di dunia. Jalanan, lapangan, lokasi dan tempat bersejarah berubah paras berkat warna-warni cahaya. 
Ramai Pelancong
Untuk kesepuluh kalinya ibukota Jerman menjelma menjadi kota seni cahaya. Seniman dari berbagai negara ikut merancang instalasi di sudut-sudut kota. Sebab itu pula acara ini selalu dibanjiri wisatawan. Tahun lalu saja festival cahaya di Berlin disambangi oleh sekitar dua juta pengunjung. Sekitar 600.000 kamar tambahan harus disediakan untuk mengakomodasi jumlah pelancong.
Cahaya Baru Gedung Bersejarah
Festival Cahaya tidak cuma memukau pengunjung. Lusinan bangunan besejarah tampil dengan wajah yang sama sekali berbeda. Gedung Universitas Humboldt yang sejak lebih dari 200 tahun berdiri di jalan Unter den Linden ini misalnya tidak pernah tampil secerah ini.

BERLIN (BangsaOnline)

Berlin tenggelam dalam lautan warna. Selama sepuluh hari ini, ibukota Jerman menjadi tuan rumah festival cahaya. Di Indonesia, pernah terjadi ‘peristiwa’ nyaris serupa. Yaitu imbauan pemerintah era Soeharto untuk memasang penjor, saat memeringati 50 tahun Ulang Tahun KNRI.

Saat itu, sepanjang pinggir jalan di manapun, ada penjor warna-warni, dengan berbagai kreasi luar biasa dari warga masyarakat. Saat itu, sungguh menjadi satu tontonan yang menarik dan unik.

Sumber: dw.de