Peresmian wisata BBS ini langsung disambut hangat oleh masyarakat sekitar. Tak tanggung-tanggung, seribu tiket masuk wisata yang disediakan pengelola ludes hanya dalam waktu 15 menit.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Gresik, Sutaji Rudy, mendukung pemerintah desa memaksimalkan potensi yang dimiliki. Salah satunya dengan membuat wisata. Apalagi desa sudah disokong oleh dana desa.
Menurut dia, adanya pariwisata desa mendukung program pemulihan ekonomi dan bakal berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Tentunya sektor pariwisata memiliki efek domino, dan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, harus didukung bersama," kata Rudy yang juga menghadiri peresmian wisata BBS.
Objek wisata ini terbentuk karena kegemaran anak-anak Desa Baron berenang (beluron) saat Bengawan Solo meluap ketika musim penghujan. Diketahui, Desa Baron ini merupakan desa yang sering terdampak banjir karena luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu.
Namun sejak tahun 2016, Desa Baron sudah bebas dari banjir. Dari situlah kemudian digagas objek wisata BBS. Adanya wisata ini merupakan inisiatif untuk mendongkrak pendapatan asli Desa Baron serta ekonomi masyarakat sekitar. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News