5 Pendeta Beri Kesaksian Kenabian Muhammad, Ceramah Kiai Asep di Dayah Ketua PWNU Aceh

5 Pendeta Beri Kesaksian Kenabian Muhammad, Ceramah Kiai Asep di Dayah Ketua PWNU Aceh Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. saat memberikan ceramah agama di depan para santri di Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Sibreh, Aceh Besar, yang diasuh Tengku (Tgk) Haji Faisal Ali, yang tak lain Ketua PWNU Aceh, Senin (29/11/2021). Foto: M Mas'ud Adnan/ BANGSAONLINE

Keempat, kata Kiai Asep, adalah Nastur. Menurut Kiai Asep, saat Nabi Muhammad berusia 25 tahun, pendeta Nastur memberikan kesaksian bahwa Muhammad adalah seorang nabi. Pendeta ini - seperti para pendeta yang lain - juga banyak mempelajari Al-Kitab. Nah, dalam Al-Kitan yang ia pelajari ia mendapat keterangan bahwa Muhammad adalah Nabi dan Rasulullah (utusan Allah).

Kelima, Waraqah Bin Naufal. Pendeta ini sangat populer dalam sejarah keagamaan dunia. Ia seorang Imam Nestorian yang dihormati dalam tradisi Islam. Waraqah atau Waraqah menjadi salah satu pendeta pertama yang percaya kenabian Muhammad. Dia mengetahui tentang kenabian Muhammad dari Injil.

Waraqah tinggal di Makkah. Waraqah adalah sepupu tertua dari jalur ayah Siti Khadijah, istri Nabi Muhammad.

(Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., dan Tgk Faisal Ali. Foto: M Mas'ud Adnan)

Menurut Kiai Asep, ketika Nabi Muhammad mendapat wahyu di Gua Khira tubuhnya menggigil. Nabi pulang dan minta Siti Khadijah menyelimutinya “Zammiluny (selimuti aku), zammiluny, zammniluny,” kata Kiai Asep sembari menegaskan bahwa zammiluny adalah bahasa penghormatan kepada Siti Khadijah. Dalam bahasa Jawa zammiluny adalah bahasa halus, bukan ngoko.

Siti Khadijah bingung. Karena suaminya tak pernah seperti itu. Perempuan terhormat dan bangsawan yang dikenal sebagai konglomerat itu kemudian ingat sepupunya, Waraqah yang ahli kitab Injil. Ia kemudian bergegas mendatangi rumah Waraqah.

Bagaimana tanggapan Waraqah? “Beruntung dan berbahagialah. Karena suamimu itu adalah Nabi akhir zaman,” kata Kiai Asep menirukan ucapan pendeta Waraqah.

Bahkan, menurut Kiai Asep, pendeta Waraqah mengaku akan jadi pelindung utama bagi Nabi Muhammad SAW. Tapi tak lama kemudian, kata Kiai Asep, Waraqah meninggal dunia.

“Jadi para pendeta itu telah memberikan kesaksian tentang kenabian Rasulullah SAW,” kata Kiai Asep sembari menegaskan bahwa sejarah itu tak bisa dihapus karena merupakan fakta sejarah.

Tapi kenapa pendeta banyak yang tak masuk Islam? “Itu soal hidayah, hak prerogatif Allah SWT,” kata Kiai Asep. Menurut Kiai Asep, seandainya Allah SWT menghendaki semua penduduk bumi ini masuk Islam, niscayalah semua bergama Islam. Begitu juga sebaliknya. 

Menurut Kiai Asep, Allah SWT tidak rugi dan juga tidak untung, meski semua penduduk bumi kafir atau beragama Islam semua.

Karena itu, Kiai Asep mengajak kita bersyukur karena Allah SWT - melalui Nabi Muhammad SAW - telah menanamkan keimanan dalam diri kita. Keimanan inilah anugerah Allah SWT paling utama bagi umat manusia.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, Kiai Asep tiba di Aceh Sabtu (27/11/2021). Kiai Asep bersama rombongan langsung menyeberang ke Pulau Sabang. Sampai di Sabang, Kiai Asep bersama rombongan berkunjung ke Kilometer 0 Indonesia.

“Selama ini kita kan hanya tahu lewat lagu Dari Sabang Sampai Merauke. Sekarang kita tahu Sabang secara nyata,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com.

Kiai Asep mengagumi warga Kota Sabang dan Aceh yang jujur dan sangat patuh pada syariat Islam. “Pokoknya kalau mengikuti syariat Islam pasti baik,” kata Kiai Asep. Menurut Kiai Asep, warga Aceh menganut madzhab Syafii. “Tinggal meningkatkan saja,” katanya.

Selama di Aceh, Kiai Asep dikawal Ketua Pengurus Wilayah (PW) Pergunu Aceh Tengku Muslem Hamdani dan para pengurus Pergunu yang lain. Kiai Asep dan rombongan baru kembali ke Surabaya, Selasa, 30 November 2021. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO