Perbaiki Pipa Air untuk Pura Luhur Giri Arjuno, Umat Hindu Temukan Penyebab Banjir Bandang Kota Batu

Perbaiki Pipa Air untuk Pura Luhur Giri Arjuno, Umat Hindu Temukan Penyebab Banjir Bandang Kota Batu Salah satu Umat Hindu saat hendak memperbaiki pipa air untuk Pura Luhur Giri Arjuno.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 15 Umat Hindu dari Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, , , bergotong royong memperbaiki saluran pipa air yang mengalir ke , Selasa (30/11). Pipa-pipa tersebut sempat terseret banjir bandang yang melanda 6 wilayah di , beberapa waktu lalu.

Mereka terkejut melihat kondisi medan yang sempat dilalui banjir bandang yang meluluhlantakkan wilayah tersebut saat memperbaiki pipa air. Salah satu Umat Hindu yang ada di lokasi, Anis Yulianto, mengatakan bahwa penyebab bencana itu bermula dari aliran air yang sangat deras dari Gunung Arjuno.

"Kami perkirakan saat peristiwa banjir bandang terjadi, kondisi dari Gunung Arjuno telah terjadi aliran air yang sangat deras dan besar. Jarak tempuh dari ke sumber mata air yang kami perbaiki naik ke arah timur, menuju puncak Gunung Arjuno kurang lebih sejauh 4 kilometer," ujarnya.

"Bekas longsoran ada yang tidak sempat terpantau saat Wali bersama BNPB dan Forkompimda sewaktu melakukan survei dengan naik helikopter karena di Gunung Arjuno masih tertutup oleh longsoran tebing," tuturnya menambahkan.

Anis mengaku kaget saat menelusuri bekas yang dilalui air lantaran banyak ditemukan longsoran tebing. Bahkan, didapati tebing longsor dengan ketinggian 50 meter.

“Kami kaget setelah berjalan melewati 3 bukit menemukan banyak terjadi longsoran tebing, ada yang ketinggian 50 meter, dan tinggi banjir ada yang mencapai 4 meter. Padahal ini masih di lereng Gunung Arjuno, hal ini yang mengakibatkan hilangnya pipa-pipa air yang telah kami pasang,“ paparnya.

Pemimpin Umat Hindu, Mangku Suparman, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa sekitar tahun 2003 Umat Hindu telah patungan untuk membeli pipa guna mengambil air dari Gunung Arjuno dengan diameter pipa 1,5 inci untuk dipasang di pusat sumber mata air.

"Airnya kami sambungkan dengan verlopsock 0,5 inci baru bisa mengalir ke . Saat itu, kedalaman untuk jalur yang kita lewati kurang lebih 30 sentimeter. Saat ini, tahun 2021, jalur yang telah dilewati sudah berubah kedalamannya, menjadi dalam dan lebar. Bahkan, ada yang berubah seperti sungai yang mengalir airnya hanya di musim hujan saja, dan pada saat musim kemarau tidak ada airnya,” kata Mangku. (asa/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Dengan Santainya, Maling Gasak Motor Karyawan Pabrik di Kota Batu':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO