Tim BPCB Jatim Cek Lokasi Penemuan Diduga Patirtan Peninggalan Kerajaan Kediri di Desa Menang

Tim BPCB Jatim Cek Lokasi Penemuan Diduga Patirtan Peninggalan Kerajaan Kediri di Desa Menang Nonuk Kristiana, S.S., Ketua Tim BPCB Jawa Timur saat melakukan pengukuran pajang dan lebar tempat yang diduga sebagai pertirtaan peninggalan Kerajaan Kediri di Abad 12. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Selain mengecek penemuan diduga benda cagar budaya di Desa Klanderan, Kecamatan Plosoklaten, Tim BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Timur juga mengecek penemuan diduga patirtan peninggalan Kerajaan Kediri sekitar abad ke-12, di area Sendang Towo, Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.

Nonuk Kristiana, S.S., Ketua Tim BPCB Jawa Timur menjelaskan, di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri ini, ada informasi temuan struktur yang diduga sebuah patirtan, dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri.

"Setelah kami cek di sini, memang terdapat temuan berupa struktur bata," kata Nonuk Kristiana didampingi Eko Prianto, Kasi Museum dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Senin (13/9).

Menurut Nonuk, susunan batu bata tersebut memiliki panjang dan lebar yang sama, yaitu persegi empat 2,27 m X 2,27 m. Setelah diamati, bahwa struktur itu membentuk sebuah bilik yang mempunyai panjang 107 cm dan lebar 103 cm yang terbentuk dari 8 lapis bata dengan tinggi 80 cm.

Berdasarkan pengamatan tim, di atas susunan batu bata ini ada saluran air tertutup seperti yang pernah ditemukan di Petirtaan Brumbung, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Struktur yang sama juga ditemukan di Petirtaan Klotok (di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri).

Kemudian, Petirtaan Beji, yang permukaan atasnya juga memiliki kemiripan, yaitu adanya saluran-saluran air dalam transportasi air.

"Karena temuan ini (dugaan Petirtaan di Desa Menang) memiliki kesamaan fungsi, memiliki kesamaan karakter dengan temuan-temuan sebelum di Brumbung, Klotok, dan Beji, kemungkinan temuan struktur bata ini berasal dari masa Kediri (abad 12)," terang Nonuk.

Karena keterbatasan data, dia melakukan wawancara dengan kepala dusun dan anggota karang taruna. Hasilnya, di sekitar lokasi temuan petirtaan tidak pernah ditemukan benda-benda yang mendukung untuk analisis.

"Jadi yang bisa kita lakukan, yang bisa kita saksikan bahwa objek ini, struktur ini merupakan sebuah bilik. Kemudian di atasnya itu ada saluran air sebagai pengontrolnya, sebagai pengangkut airnya. Namun hilir dan mudiknya memang belum bisa diindikasikan di mana tempatnya," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah objek diduga cagar budaya berupa struktur batu bata kuno ditemukan oleh warga Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri saat akan menggali tanah untuk pelebaran area Sendang Widodaren atau Sendang Towo.

Sendang Widodaren sendiri terletak di sebelah selatan, kurang lebih 1,5 km dari Sendang Tirto Kamandanu yang diyakini sebagai tempat bersuci Raja Kediri Sri Aji Jayabaya sebelum moksa.

Nino Subekti, salah seorang aktivis lingkungan mengatakan bahwa awal penemuan struktur batuan itu saat masyarakat setempat melakukan kegiatan kerja bakti di sisi utara Sendang Widodaren atau Sendang Towo.

"Agar area sumber ini lebih luas, warga menggelar kerja bakti dengan menggali tanah di sisi utara sendang. Kemudian tak sengaja waktu menggali menemukan tumpukan bata kuno," kata Nino Subekti. (uji/ian)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO