Ikut Salat Hajat, Wagub Jatim Emil Dardak: Kiai Ciptakan Ketenangan Batin Perkuat Imunitas

Ikut Salat Hajat, Wagub Jatim Emil Dardak: Kiai Ciptakan Ketenangan Batin Perkuat Imunitas Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, saat mengikuti salat hajat dan istighatsah serta doa bersama yang digelar Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, tadi malam (Kamis/2/8/2021). Tampak Wagub Emil jadi makmum, sedang Kiai Asep Saifuddin Chalim jadi imam. foto: mma/ bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengikuti salat hajat dan istighatsah serta doa bersama yang digelar Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, tadi malam (Kamis/2/8/2021). Salat hajat dan istighatsah itu digelar di kediaman Neng Imah, salah seorang putri Kiai Asep, di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya.

“Saya berterima kasih kepada kiai karena telah diberi kesempatan untuk menjadi bagian dari salat ini,” kata Emil Dardak saat memberikan sambutan singkat. Menurut Emil, peran para kiai selama pandemik sangat penting karena telah menciptakan ketenangan batin sehingga memperkuat imunitas.

“Tak ada orang yang paling paham untuk mengatasi covid,” kata Emil sembari mengatakan bahwa kini di Amerika Serikat terjadi lonjakan penularan Covid-19.

Emil minta agar kita tidak terlena. “Saya tadi perhatikan betul apa yang disampaikan Kiai Asep. Kita memang jangan terlena,” kata suami Arumi Bachsin itu. Menurut Emil, kita ikhtiar lewat berdoa tapi dalam keseharian tetap harus pakai protokol kesehatan.

Sebelumnya Kiai Asep memang memberikan taushiah. Kiai Asep mengungkapkan bahwa sudah satu tahun setengah di Amanatul Ummah melakukan proses ajar mengajar dengan tatap muka. Jadi tidak daring seperti umumnya lembaga pendidikan selama ini, termasuk sekolah negeri.

Tapi, kata Kiai Asep, kondisi kesehatan dan imunitas para para santri dikawal sangat ketat. Tiap pagi, kata Kiai Asep, para santrinya harus memamasukkan air mineral bercampur garam krosok ke dalam hidung sekaligus untuk kumur di mulut seperti temuan ilmiah drh Indro Cahyono, alumnus UGM.

“Karena sebelum masuk ke organ dalam tubuh corona itu berkembangbiak di hidung dan mulut selama beberapa hari,” kata Kiai Asep. Dengan garam krosok, kata Kiai Asep, virus corona itu akan rontok.

“Tapi kalau corona itu terlanjur masuk ke organ tubuh harus makan kurma, dikunyah sampai lembut dan bercampur alir liur,” kata Kiai Asep. Karena, kata Kiai Asep, ada Hadits Nabi mengatakan bahwa kurma yang dikunyah lembut dan bercampur air liur akan membunuh virus atau kuman.

Karena itu Kiai Asep tiap pagi memberi para santrinya masing-masing satu butir kurma untuk dimakan. Selain itu tentu saja Kiai Asep memperkuat imunitas para santrinya dengan spiritualitas. Yaitu salat malam, dzikir, baca salawat, dan lainnya.

Menurut Kiai Asep, terbukti selama satu setengah tahun tak ada satu pun santri Amanatul Ummah terserang Covid-19. “Tapi kita tak boleh sombong, tak boleh lengah. Harus tetap menjaga protokol kesehatan, ” kata Kiai Asep.

Salat hajat ini digelar sangat terbatas. Kiai Asep hanya mengundang sekitar 10 kiai setiap Kamis malam Jumat. Pelaksanaannya juga mematuhi prokes. Terutama menjaga jarak. Tak semua orang boleh mengikuti salat hajat berjamaah yang digelar di lantai II itu.

“Selama PPKM kita laksanakan tiap seminggu sekali. Tapi kalau nanti sudah tidak PPKM kita adakan satu bulan sekali,” kata Kiai Asep.

Memang, salah satu tujuan salat hajat berjamaah ini digelar oleh Kiai Asep untuk munajat kepada Allah SWT agar Indonesia – terutama Jawa Timur – segera terlepas dari pandemik Covid-19. “Kita mohon agar hajat-hajat kita dikabulkan oleh Allah SWT. Kemudian kita juga berdoa agar bangsa Indonesia – terutama Jawa Timur – segera terlepas dari pandemi covid,” kata Kiai Asep yang dikenal sebagai kiai miliarder tapi dermawan.

Salat hajat ini terdiri dari 12 rakaat dan 6 kali salam. Kiai Asep mengambil referensi salat hajat 12 rakaat ini dari Hujjatul Islam Imam Ghazali dalam karyanya yang sangat poluler: Ihya Ulumiddin. Kitab ini banyak membahas tentang kesucian jiwa, terutama penyakit hati.

"Salat hajat ini ma'tsur. Artinya, pernah dilakukan para sahabat," tegas Kiai Asep.

Dalam kitab itu juga dijelaskan tentang doa khusus yang harus dibaca setelah melakukan salat hajat 6 rakaat itu. "Dalam kitab ini disebutkan Adu'a alladzi laa yuraddu. Doa yang tidak akan ditolak," kata Kiai Asep.

Bahkan, kata Kiai Asep, saking mujabahnya sampai untuk soal maksiat pun dikabulkan. "Karena itu doa ini tak boleh diajarkan kepada orang lain. Sebab takut dipakai untuk meminta sesuatu yang tidak baik atau maksiat. Kalau dipakai untuk maksiat maka kita akan kena getahnya," kata putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU itu sembari membacakan doa dimaksud.

"Doa ini dibaca setelah salat. Jadi dibaca di luar salat. Setelah kita salat 6 rakaat kita langsung sujud membaca doa ini. Setelah itu (dalam keadaan sujud) kita sampaikan semua hajat-hajat kita kepada Allah SWT. Allah senang kalau kita berdoa dan meminta sebanyak-banyaknya. Dan Allah tidak senang kalau kita tidak berdoa karena menganggap sombong," kata Kiai Asep yang gemar bersedekah hingga miliaran rupiah itu.

Sujud bersama itu berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit. "Kalau saya salat sendiri sujudnya bisa sampai satu jam." kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa dirinya banyak sekali yang diminta kepada Allah SWT.

Memang bagi jamaah yang tak terbiasa sujud lama, tak kuat mengikuti sujud salat hajat Kiai Asep. Mereka bangun atau duduk duluan. Jangankan sujud sampai 15 menit, sujud tiga menit saja capeknya luar biasa. 

Acara salat hajat ini diakhiri doa bersama yang dipimpin secara bergantian oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Timur Drs KH Muhammad Roziqi, Kepala Dewan Pengelola Masjid Al-Akbar Dr KH Muhammad Sujak, Plt Kepala Kemenag Jatim Moh Nurul Huda, dan Rais Syuriah PCNU Kabupaten Probolinggo KH Jamaluddin Al-Hariri.

Doa bersama itu dipungkasi Kiai Asep Saifuddin Chalim. Dalam doanya, Kiai Asep selain memohon agar semua hajat-hajat peserta salat jamaah dikabulkan, juga mendoakan agar kepemimpinan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berjalan lancar dan sukses. Terutama adil, bijaksana, dan bermanfaat kepada masyarakat.

Kiai Asep juga mendoakan kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin serta semua bupati-wabup dan wali kota dan wakil wali kota. (mma)

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO