Cek Penebangan Liar di Kawasan Sumber Air Kediri, Tim BKSDA Jatim Temukan Fakta Ini

Cek Penebangan Liar di Kawasan Sumber Air Kediri, Tim BKSDA Jatim Temukan Fakta Ini Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 Kediri BKSDA Jawa Timur, Nur Muhammad Ndaru Sudiro (kiri) dan tim saat mengecek sumber Pawon/Alaska didampingi Anggota Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Kediri. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wisata Alam Alaska (Alas Karetan) yang menempati Kawasan Lindung Sumber Pawon, Desa Tempurejo, Kecamatan Wates, Kabupaten , sudah dibuka kembali. Sebelumnya, Wisata Alaska ditutup sejak awal bulan Januari 2021 lalu oleh Pemdes Tempurejo.

Bukti dibukanya yang sempat viral itu ditandai dengan berdirinya warung yang sebelumnya sudah dibongkar. Sedikitnya ada 5 warung yang dibangun lagi di tempat semula.

Diketahuinya bahwa Wisata Alam Alaska telah dibuka ketika tim dari BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Timur turun langsung untuk mengecek keberadaan Kawasan Lindung Sumber Pawon, yang diduga telah terjadi di area sumber air.

BKSDA sendiri adalah unit pelaksana teknis setingkat eselon III (atau eselon II untuk balai besar) di bawah Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

Nur Muhammad Ndaru Sudiro, Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 , BKSDA Jawa Timur menjelaskan bahwa pihaknya ingin mengetahui keadaan sebenarnya di lapangan terkait laporan dugaan di Alaska (Sumber Pawon) dan Sumber Mbah Jenggot.

"Kami ingin mengetahui sejauh mana kebenaran terkait informasi adanya dugaan di Alaska (Desa Tempurejo, Kecamatan Wates) dan Sumber Mbah Jenggot (Desa Bedali, Kecamatan Ngancar). Kami ingin mengetahui kronologisnya seperti apa. Hasil pengecekan ini akan kami laporkan kepada pimpinan," kata Nur Muhammad Ndaru Sudiro, Senin (7/6) sore.

Sementara itu, Nana, salah satu pemilik warung di kawasan Alaska mengatakan, ia dan beberapa temannya terpaksa nekat mendirikan warungnya kembali untuk berdagang agar bisa menyambung hidup.

Nana mengaku sudah dua hari ini mulai berdagang lagi. Selama pandemi ini, ia sama sekali tidak mempunyai penghasilan. Padahal ia harus menghidupi tiga orang anaknya. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain.

"Katanya dulu akan direlokasi di tempat yang berada di luar kawasan wisata. Tapi sampai saat ini, tempat relokasi itu belum juga dibangun. Makanya, kami terpaksa mendirikan warung lagi di tempat yang dulu," ujar Nana.

Seperti pernah diberitakan sebelumnya, penutupan wisata Alaska terjadi setelah pihak pengelola berseteru dengan para aktivis lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Relawan Peduli Lingkungan.

Penutupan Wisata Alam Alaska yang sedang viral di dunia maya tersebut memang bukan karena ada pandemi Covid-19 seperti tempat-tempat wisata lainnya di Kabupaten , tapi karena atas desakan para aktivis lingkungan di .

Para aktivis resah atas rusaknya lingkungan di Kawasan Lindung Sumber Pawon yang beralih fungsi menjadi tempat wisata dengan mengorbankan lingkungan. Bahkan kasus dugaan di Alaska ini sudah dilaporkan ke Polres .

Heri DK, Koordinator 1 Komunitas Oleng-Oleng menjelaskan, Wisata Alam Alaska mulai dibangun pada pertengahan tahun 2019 lalu. Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, Alam Alaska sudah dikenal dan banyak didatangi pengunjung.

"Sebenarnya kami tidak mempermasalahkan jika Kawasan Lindung Sumber Pawon dijadikan tempat wisata. Yang kami permasalahkan adalah rusaknya lingkungan akibat di kawasan lindung tersebut," kata Heri yang juga anggota Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Hidup (ARPLH) Raya. (uji/ian)

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO