Alumni SMANGRES '83 Bagikan 1.200 Takjil untuk Anak Yatim dan Duafa di 18 Kecamatan

Alumni SMANGRES Para alumni SMANGRES '83 saat bagikan takjil di Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah. foto: SYUHUD/BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Alumni SMA Negeri 1 Gresik Angkatan 1983 (SMANGRES '83) membagikan 1.200 takjil untuk anak yatim piatu dan duafa di berbagai yayasan panti asuhan di Kabupaten Gresik.

Kegiatan sosial ini dilakukan alumni SMANGRES '83 sejak 29 April sampai 10 Mei mendatang. Penyalurannya tidak dilakukan serempak, karena menyesuaikan dengan permintaan masing-masing pengurus panti asuhan.

"Kami sengaja jemput bola dengan cara mengantarkan langsung paket menu takjil ke yayasan panti asuhan, termasuk yang berada di Pulau Bawean. Sengaja kami tidak membagikan di pinggir-pinggir jalan untuk menghindari kerumunan masa di era pandemi Covid-19 ini," ujar Tri Budiarto Hartanto, Ketua Panitia Reuni SMA Negeri 1 Gresik Angkatan 1983.

Dikatakannya, beberapa yayasan panti asuhan yang menerima paket menu takjil berisi nasi, lauk, dan minuman antara lain, Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Asmaiyah, PKU , Reitra Trate, Yastimfarah Sangkapura, Sedoso Peganden, Darul Hijrah Manyar, Panti Asuhan Dewi Sekardadu, Baitul Mutahilin Manyar, Yatim Mandiri, Asrama Fadhilah, Mambaul Ulum Bungah, Khoirun Nisa Singosari, LPAY Giri, serta Yayasan Amanah PPS.

Menurut Tri Budiarto, pembagian 1.200 paket menu takjil bagi anak yatim piatu dan kaum duafa ini adalah bagian dari kegiatan bakti sosial dalam rangka reuni alumni SMA Negeri 1 Gresik tahun 1983.

"Rencana kegiatan reuni tahun ini sengaja kami tunda hingga tahun depan karena kondisi pandemi yang masih melanda," jelas pria yang sehari-harinya menjadi karyawan di sebuah BUMN di Gresik.

Masih menurut Tri Budiarto, selain membagikan 1.200 takjil, panitia juga membagikan sembako dan bingkisan kepada mantan pengajar dan alumni SMANGRES '83 yang kurang mampu.

Dari data yang diperoleh panitia, ada 13 orang guru pengajar alumni 1983 SMA Negeri 1 Gresik yang masih hidup. "Satu di antara 13 guru kami yang masih dikaruniai umur panjang oleh Allah adalah Pak Guru KH Muchtar Djamil. Beliau saat itu menjadi guru mata pelajaran agama," ungkap Andi Mariono, salah seorang alumni bergelar doktor yang kini mengajar pada program pasca sarjana di Unesa Surabaya.

KH Muchtar Djamil disebut Andi adalah kiai kharismatik di Gresik. Meski sudah berusia lanjut, ia masih rutin berkegiatan dakwah ke berbagai kalangan. (hud/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO