Vaksin Nusantara Dimatikan, Tapi Jenderal Ini Antre Divaksin Nusantara, Cinta Produk dalam Negeri

Vaksin Nusantara Dimatikan, Tapi Jenderal Ini Antre Divaksin Nusantara, Cinta Produk dalam Negeri Dahlan Iskan. Foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.comSetelah vaksin nusantara dimatikan, akhirnya dr Terawan Putranto memboyong peralatan laboratorium dendritiknya dari Semarang ke RSPAD Jakarta. Tapi orang yang ingin punya imunitas Covid-19 tetap bisa lewat di RSPAD. Dasarnya: otonomi pasien. Pasien berhak mendapatkan terapi sesuai dengan keinginannya: pakai darahnya sendiri.

Orang memang antre. Untuk divaksin Nusantara. Termasuk jenderal yang dikenal rajin salat; Sudi Silalahi. Loh? Simak tulisan Dahlan Iskan, wartawan kondang itu, di Disway dan HARIAN BANGSA pagi ini, 13 April 2021. Pembaca setia BANGSAONLINE.com bisa menikmati tulisan menarik itu dibawah ini. Selamat membaca:

VAKSIN Nusantara sudah dimatikan. Hidup !

Kemarin pagi orang antre di Rumah Sakit TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta: menjalani mandiri lewat Vaksin Nusantara.

Salah satu yang kelihatan di situ adalah tokoh ini: Sudi Silalahi. Bersama istri. Mantan sekretaris kabinet itu percaya betul pada keahlian dokter Terawan Putranto –yang kini berpangkat letnan jenderal dan baru saja berhenti dari jabatan menteri kesehatan.

Kemarin pagi itu tahapnya baru untuk pengambilan darah. Sekitar 20 cc. Tepatnya 8 ampul kecil. Darah tersebut diberi antigen. Lalu disimpan di lab. Selama 2 minggu.

Setelah muncul antibodi di darah itu, Sudi harus kembali ke RSPAD lagi. Darah tersebut akan dimasukkan kembali ke tubuhnya. "Saya tadi diberi tahu untuk datang lagi tanggal 28 April," ujar Sudi Silalahi.

Itulah cara yang disebut menimbulkan antibodi Covid-19 melalui sistem sel dendritik. Sel dendritik itu kemudian ''mengajar'' sel-sel darah kita. Yakni bagaimana cara memunculkan antibodi –yang lebih awet bertahan di dalam badan, bahkan bisa jadi seumur hidup.

"Minggu ini tiap hari 40 orang dulu," ujar Terawan. Ia mengetahui bahwa yang antre untuk di lewat Vaksin Nusantara begitu banyak. "Mulai minggu depan satu hari sudah bisa 80 orang," katanya.

Rupanya Terawan –sebagai inisiator – akan menempuh jalan mirip sukses DSA. Yang dulunya juga ditentang begitu hebat –sampai ia diberhentikan sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia– tapi akhirnya diterima secara luas.

Sampai saat ini sudah lebih 40.000 orang yang menjalani DSA –termasuk saya dan istri. Itulah terapi untuk membersihkan saluran darah di dalam otak. Yang secara populer lantas disebut ''brain wash'' –cuci otak dalam arti harfiah.

Sejak ada penolakan untuk uji coba fase II Vaksin Nusantara, Terawan tidak banyak bicara. Ia langsung memindahkan peralatan laboratorium dendritiknya dari Semarang. Sekarang fasilitas itu ada di RSPAD Jakarta.

Maka orang yang ingin punya imunitas Covid-19 sudah bisa lewat . Orang bisa datang ke RSPAD. Atas keinginan sendiri. Dasarnya: otonomi pasien. Pasien berhak mendapatkan terapi sesuai dengan keinginannya: pakai darahnya sendiri.

Itulah yang kemarin dilakukan Letnan Jenderal (Purn) Sudi Silalahi. Ia memang punya cerita tersendiri terkait dengan Terawan.

Waktu itu Terawan masih berpangkat mayor. Dinasnya di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Sudi sudah berpangkat mayor jenderal. Jabatannya: Sekretaris Menko Polhukam.

Itu tahun 2008.

Suatu saat Sudi lagi cek kesehatan ke RSPAD. Di situ bertemulah dokter Terawan yang masih berpangkat mayor. Itulah perjumpaan pertama mereka secara langsung.

Dalam perjumpaan itu, Mayor Terawan curhat ke Sudi: minta dibelikan alat untuk DSA. "Saya punya keahlian di bidang itu, tapi tidak ada alatnya," ujar Terawan seperti yang diingat Sudi.

Lihat juga video 'Santri Ponpes Asy Syafi'i Nganjuk Antusias Ikuti Vaksinasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO