​Bertemu Eksportir Terbaik Jatim, Perempuan Tani HKTI Bicara Serapan Produk Lokal Petani

​Bertemu Eksportir Terbaik Jatim, Perempuan Tani HKTI Bicara Serapan Produk Lokal Petani Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jatim Dr. Lia Istifhama bersama GM Umum PT CJI Warih Prabowo, beberapa waktu lalu. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Perempuan Tani Jatim adalah salah satu organisasi yang mendukung keputusan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menyatakan Jatim tidak memerlukan beras impor. Alasannya, pasokan beras Jawa Timur saat ini cukup dan aman hingga akhir Mei 2021. Sikap gubernur itu dinilai sangat bijak dan tepat oleh Perempuan Tani Jatim.

Lia Istifhama, Ketua DPD Perempuan Tani Jatim mengakui, keputusan gubernur sangat tepat karena berbicara konteks regional harus disesuaikan suplai skala regional. Sehingga tidak melebar ke mana-mana.

"Jatim memang membuktikan berhasil melakukan ekspor pertanian yang sangat besar, yaitu sebesar Rp 140 milliar. Ini wajib diapresiasi dan menjadi kebanggaan masyarakat Jatim,” terang perempuan yang akrab disapa itu, Kamis (25/3/2021).

Lia mengungkapkan, pihaknya pernah berkunjung ke PT Chiel Jedang Indonesia (CJI) beberapa waktu lalu. CJI ini mendapatkan penghargaan sebagai eksportir terbaik se-Jatim. Selain merupakan salah satu perusahaan yang keberadaannya sangat penting untuk membuka lahan pekerjaan bagi masyarakat lokal.

CJI juga membantu serapan produk pertanian lokal, di antaranya tetes tebu yang disuplai melalui PTPN. Namun, ada beberapa produk yang bahan bakunya diambil dari luar (impor), yaitu ketela pohon.

"Dari sini, penting untuk menjadi perhatian bahwa ekspor produk jadi tentu menambah pendapatan yang signifikan bagi negara. Namun, penting juga dikaji agar produk-produk ekspor mendapatkan bahan baku dari lokal juga. Sehingga secara holistik memberikan efek produktivitas bagi petani," tutur Lia.

Doktor ekonomi dari UINSA Surabaya ini mengingatkan, saat ini muncul polemik impor garam. Penting untuk diperhatikan bagaimana agar produksi garam lokal memang sesuai kebutuhan industri. Karena itu, pendampingan dari calon whole seller, yaitu industri, harus ada sehingga bisa terkontrol produksi sesuai kapasitas (industri ekspor).

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO