BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani terus memantau pelaksanaan vaksinasi covid-19 di wilayahnya. Dalam beberapa hari terakhir, Ipuk berkeliling ke sejumlah Puskesmas untuk memastikan vaksinasi berjalan lancar dan sesuai target. Diantaranya, meninjau pelaksanaan vaksin bagi guru-guru di Puskesmas Purwoharjo.
"Alhamdulillah, berkat dedikasi para tenaga kesehatan dan kesadaran masyarakat, saya melihat sejauh ini vaksinasi berjalan lancar. Dinas Kesehatan dan Puskesmas bekerja keras. Masyarakat juga sadar dan antusias menyambut vaksinasi. Tetapi tetap jangan lupa jaga protokol kesehatan meskipun sudah divaksin," kata Ipuk, Jumat (6/3/2021).
BACA JUGA:
- Diduga ada Kebocoran Gas Elpiji, Kandang Berisi 28 Ribu Ayam Terbakar
- Bupati Banyuwangi Gelar Halalbihalal Bersama Ribuan Pegawai Pemerintah
- Awas! BMKG Minta Masyarakat Jatim Waspadai Cuaca Ekstrem Selama Sepekan
- Pengacara Beberkan Alasan Para Pelaku Aniaya Santri Asal Banyuwangi di Kediri hingga Tewas
Berdasarkan data dari dinas kesehatan per 4 Maret 2021, sebanyak 13.846 warga Banyuwangi telah disuntik vaksin Covid-19. Mereka terdiri dari para tenaga kesehatan dan pelayan publik. Saat ini Banyuwangi telah memasuki vaksinasi tahap kedua yang dimulai sejak 26 Februari lalu.
”Saya targetkan sekitar 17.000 warga sudah divaksin dalam pekan ini, maksimal awal pekan depan, sesuai dosis sasaran yang telah diterima Bayuwangi,” ujar Ipuk.
Ipuk menambahkan, untuk pelaksanaan vaksinasi tahap berikutnya, pihaknya menyiapkan fasilitas jemput bola vaksinasi Covid-19 untuk warga lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas yang terkendala ke fasilitas layanan kesehatan.
”Kemarin sudah dirapatkan bareng Pak Sekda dan kepala Dinas Kesehatan, kita akan jemput bola vaksinasi untuk para warga senior dan penyandang disabilitas. Teknisnya sedang diatur,” ujarnya.
Ipuk memastikan, meskipun jemput bola, semua prosedur vaksinasi ditaati. ”Kalau soal prosedur ya harus taat dong. Ada verifikasi data, pemeriksaan kesehatan fisik, lalu divaksin, pencatatan dan tetap harus menunggu untuk melihat apakah ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau tidak. Juga akan kita sediakan ambulans,” ujar alumnus Universitas Negeri Jakarta tersebut.