​Resmi Mundur sebagai Kandidat, Mundir Tegaskan Lahir Batin Dukung Holil dalam Konfercab GP Ansor

​Resmi Mundur sebagai Kandidat, Mundir Tegaskan Lahir Batin Dukung Holil dalam Konfercab GP Ansor M. Mundir (kiri) resmi mundur sebagai kandidat, untuk mendukung Abdul Holil sebagai calon ketua dalam Konfercab GP Ansor Surabaya. (foto: ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Konstelasi menjelang Konferensi Cabang (Konfercab) Surabaya semakin dinamis. Sejumlah kandidat pun mulai muncul ke permukaan untuk bersaing dengan petahana, Faridz Afif.

, salah satu kandidat ketua menyatakan resmi mundur dari pencalonan. Selanjutnya, Ketua Rijalul Ansor Surabaya itu akan mengalihkan dukungan kepada Abdul Holil. Dia juga akan ikut mengantar Holil saat pendaftaran, ba'da Salat Jumat.

"Melihat dukungan di bawah yang mengerucut pada sosok Abdul Holil, saya pun tak bisa mengabaikan aspirasi arus bawah tersebut. Karena itu, saya putuskan mundur dari pencalonan untuk memberi kesempatan kepada Sahabat Abdul Holil yang lebih layak. Saya lahir batin mendukung Sahabat Holil," tegas Mundir, Kamis (25/2/2021).

Keluarga Pondok Pesantren Nurul Huda, Sencaki, Surabaya ini membantah isu-isu di luar bahwa perubahan sikapnya dalam konteks pencalonannya di konfercab akan bermuara kembali ke petahana. Justru, saat ini dirinya dan Holil bersatu dalam kontestasi melawan petahana.

Mundir mengaku awalnya dia memang mendapat dukungan dari beberapa pengurus ranting dan PAC untuk mencalonkan diri sebagai ketua cabang. Saat itu, calon yang muncul baru petahana, sehingga sempat muncul isu aklamasi.

"Setelah Sahabat Holil menyatakan kesediaan maju sebagai kandidat ketua. Saya sebagai junior pun memilih mundur. Karena secara kapasitas dan dukungan, beliau lebih unggul," ujar pria yang akrab disapa Ra Mundir tersebut.

Mundir mengatakan pilihannya berkoalisi dengan Holil sudah melalui pertimbangan yang matang. Sebab, Holil tidak hanya mendapat dukungan mayoritas kader Ansor, tapi juga direstui para kiai.

"Mendukung Sahabat Holil adalah bentuk ikhtiar untuk membawa Surabaya lebih baik, santun, dan bermartabat. Soal beda pilihan adalah dinamika biasa dalam organisasi. Jangan beda, lalu dianggap musuh dan pengkhianat. Prinsipnya semua adalah sahabat," pungkasnya. (mdr/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO