​Gerakan Kudeta AHY, Setiap Ketua DPC Demokrat Dijanjikan Rp 100 Juta

​Gerakan Kudeta AHY, Setiap Ketua DPC Demokrat Dijanjikan Rp 100 Juta Rachland Nashidik. Foto: twitter

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Rachland Nashidik, politikus Partai , bicara blak-blakan soal gerakan ambil paksa kepemimpinan Partai . Menurut dia, para pimpinan daerah Partai sudah ditawari uang uang Rp 100 juta untuk menjatuhkan () dari Ketua Umum Partai .

"Para Ketua DPD dan Ketua DPC Partai dijanjikan sejumlah uang sebagai imbalannya (money politics)," kata Rachland, Senin (1/2/2021), dikutip Tempo.co.

Rachland Nashidik merinci bahwa setiap ketua DPC Partai dijanjikan Rp 100 tapi tidak dibayar sekaligus. Para ketua DPC itu dibayar Rp 25-30 juta dulu. Pembayaran Rp 30 juta itu dilakukan saat mereka menandatangani dukungan untuk merebut Partai lewat Kongres Luar Biasa (KLB). Sisanya dibayar setelah acara KLB selesai.

Rachland mengaku tidak mengetahui dari mana dana besar itu diperoleh. "Kami juga tidak punya bayangan apakah ada bandar besar yang membiayai gerakan ini," katanya.

Lalu siapa saja yang terlibat gerakan untuk menjatuhkan ? "Yang non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, mohon maaf, yaitu Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) ," kata Rachland.

Dari mana informasi itu? Rachland menjelaskan, partainya menerima aduan dari banyak pemimpin dan kader di pusat maupun daerah tentang adanya gerakan dan manuver politik yang dilakukan sejumlah kader dan eks kader bersama pihak eksternal.

Menurut dia, gabungan pelaku gerakan ini ada 5 (lima) orang. Yaitu terdiri dari satu orang kader aktif (J), satu orang anggota PD tidak aktif (sudah 6 tahun) (M), satu orang eks kader yang sudah lama (9 tahun yang lalu) meninggalkan partai karena menjalani hukuman akibat korupsi (N), dan satu orang eks kader yang telah meninggalkan partai 3 tahun yang lalu (D). Sedangkan yang non kader partai .

Lalu bagaimana respons ? Orang dekat Jokowi itu minta tak menjadi pemimpin yang baperan dan mudah terombang-ambing.

“Saran saya, menjadi seorang pemipin harus menjadi pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang-ambing,” kata dikutip republika.co.id, Senin (1/2).

Meski demikian ia mengakui telah menerima tamu secara bergelombang. Tamu itu di antaranya memang bicara tentang kondisi Partai . Mendengar cerita yang disampaikan oleh para tamunya mengenai kondisi Partai itu, pun mengaku prihatin. Sebab, ia juga mengaku termasuk kalangan yang mencintai Partai .

juga menyinggung terkait masalah . Menurutnya, terjadi dari dalam internal partai, bukan dari luar. “Kalau istilah ya dari dalam (Partai ), bukan dari luar,” katanya.

tak menyebut siapa saja tamu yang datang ke kediamannya. Tapi ia sempat menyinggung soal larangan anak buah tak boleh pergi ke manapun. “Kalau anak buahnya tidak boleh pergi ke mana-mana ya diborgol saja,” tegasnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO