​Dahlan Iskan: GeNose, Deteksi Covid-19 Lewat Napas, Cuma Rp 35 Ribu, 5 Menit Selesai

​Dahlan Iskan: GeNose, Deteksi Covid-19 Lewat Napas, Cuma Rp 35 Ribu, 5 Menit Selesai Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Penemuan alat baru terus bermunculan, terutama terkait upaya memutus mata rantai . Yang membanggakan penemuan-penemuan baru itu justru datang dari universitas dalam negeri. Bukan luar negeri. 

Yang terbaru penemuan alat deteksi hasil kreativitas tim Universitas Gajah Mada () yang dikomandani Prof. Dr. Kuwat Triyana.

“Yang ditemukan tim ini lebih membanggakan lagi –meski lebih belakangan. Temuan itu bisa mengatasi banyak hal: perlunya semakin banyak tes, kecepatannya, dan murahnya,” tulis Dahlan Iskan dalam Disway yang juga dimuat HARIAN BANGSA, Rabu (20/1/2021) hari ini.

Yang menemukannya: seorang dosen fisika dari MIPA-: Prof. Dr. Kuwat Triyana dibantu dr. Dian Kesumapramudya Nurputra.

“Tes Covid cara ini tidak pakai cairan dari hidung. Tidak pula dari tenggorokan. Pun tidak perlu reagen. Tidak pakai lama pula. Kurang dari lima menit sudah ketahuan hasilnya,” tulis wartawan kawakan itu.

(Prof Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. foto: Humas /kagama.co)

Memang ini tes cara baru. Teknologi baru. Penemunya pun bukan dokter. Pakai prinsip fisika.

Yang dites adalah udara dari napas. Caranya: tiupkan udara dari mulut ke kantong plastik. "Kantong plastiknya khusus," ujar Prof. Kuwat kepada Dahlan Iskan lewat telepon. "Udara di kantong plastik itulah yang dimasukkan ke alat GeNose," tambahnya.

Udara itu masuk komputer. Yang terhubung dengan artificial intelligent dan cloud. Oleh komputer udara itu dianalisis cepat. Muncul hasil.

“Saya sengaja menghubungi Prof Kuwat kemarin. Untuk mengucapkan selamat. Dan salut. Dan bangga,” kata Dahlan Iskan yang mantan menteri BUMN itu.

Menurut Dahlan, Prof Kuwat orang dari desa. Rumah asalnya 10 kilometer di utara kota Boyolali, Jateng. Ia lulusan SMAN 1 Boyolali. Lalu ke .

Prof. Kuwat memang dikenal punya banyak penelitian yang berat-berat. Setelah lulus , Kuwat melanjutkan ke ITB. Dengan tesis ''Prototype of Pattern Recognition System in Electronic Nose Base on Artificial Neural Network''.

Dari ITB, Kuwat melanjutkan program doktor ke Jepang. Ke Kyushu University. Dengan disertasi: Heterojunction Organic Photovoltaic Based on Phthalocyanine and Perylene.

Grup penelitiannya berada di kelompok fisika material, elektronika hidung dan mulut dan instrumentasi.

Prof Kuwat selalu mengajak dokter satu ini di setiap penelitiannya: Dokter Dian. “Semula, dr Dian saya kira perempuan. Ternyata laki-laki. Terlihat dari nama terakhirnya: Dian Kesumapramudya Nur putra. Ia dokter spesialis anak. Pinter sekali,” tulis Dahlan lagi.

(dr. Dian Kesumapramudya Nurputra. foto: researchgste.net)

Penelitian pertama Kuwat-Dian adalah di penyakit TBC, infeksi mulut sampai ke penyakit akibat narkotika. Itu tahun 2016. Sampai sekarang masih berlanjut.

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO