Cholifatul Roifah Sukses Usaha Stik Daun Kelor di Tengah Pandemi

Cholifatul Roifah Sukses Usaha Stik Daun Kelor di Tengah Pandemi Cholifatul Roifah saat mengemas stik daun kelor dalam plastik. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pandemi Covid-19 yang berdampak kepada semua bidang usaha memaksa Cholifatul Roifah (49) memutar otak agar bisa mempertahankan perekonomian keluarga. Perempuan yang sebelumnya memiliki usaha katering ini melakukan inovasi usaha, dengan membuat stik daun kelor.

Usaha stik daun kelor ini dibuat pada saat pandemi Covid-19. Awalnya, perempuan yang akrab dipanggil Bu Olief ini membuat stik bawang. Namun usaha stik bawang itu hanya digunakan sebagai usaha sampingan.

Sebab, sehari-harinya ibu dua putra dan satu putri ini memiliki usaha katering. Namun di tengah pandemi Covid-19 ini, usaha katering tersebut mengalami penurunan omzet. Bahkan di awal pandemi Covid-19, dirinya hampir tak mendapat pendapatan sama sekali.

“Awalnya dulu usaha katering. Karena pandemi ini, usaha katering sepi dan saya harus tetap memiliki pemasukan untuk kebutuhan sehari-hari saya dan anak saya,” kata pemilik usaha bernama Mak Olief ini, Kamis (7/1/2021).

Cholifatul Roifah pun harus membuat inovasi baru yang selama ini belum ada yang menjual. Yakni memproduksi stik daun kelor dengan berbagai varian rasa. Daun kelor dipilih karena memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Menurut Cholifatul, daun kelor bisa menstabilkan gula darah, meningkatkan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, dia mencoba mengolah daun kelor agar bisa dikonsumsi selain dalam bentuk jamu.

“Salah satu manfaat daun kelor ini untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga baik dikonsumsi untuk menjaga imunitas,” terang perempuan asli Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, yang sudah setahun ini tinggal di Tirtoudan, Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.

Diterangkan oleh Cholifatul, cara pembuatan stik daun kelor ini cukup mudah. Awalnya daun kelor muda dihaluskan bersama dengan bumbu lainnya seperti bawang, garam, dan gula. Air daun kelor tersebut kemudian dicampur dengan mentega dan tepung terigu.

Adapun untuk satu kemasan plastik stik daun kelor seberat 200 gram, dia mematok harga Rp 10.000. Selama pandemi Covid-19, stik daun kelor buatannya banyak diminati masyarakat. Bahkan usaha yang sebelumnya hanya menjadi usaha sampingan, malah menjadi usaha utamanya saat ini.

“Pemasaran sudah sampai Bandung dan Solo. Satu bungkus kemasan 200 gram dijual dengan harga Rp 10.000. Saya dibantu anak-anak, memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan stik daun kelor ini”pungkas Cholifatul. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO