​Wisata Alaska Kediri Ditutup hingga Batas yang Belum Ditentukan

​Wisata Alaska Kediri Ditutup hingga Batas yang Belum Ditentukan Heri DK anggota ARPLH saat ikut menandatangani surat pernyataan sebagai saksi, disaksikan oleh dari kiri - Hery Susanto (perangkat desa), Sarno (Kades Tempurejo), dan Isnadi Luksetiyawan (Ketua BPD). foto: Muji Harjita/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Setelah berseteru dengan para aktivis lingkungan, Wisata Alam Alaska (Alas Karetan) yang menempati Kawasan Lindung Sumber Pawon, Desa Tempurejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, akhirnya ditutup dari segala kegiatan wisata dan perdagangan. Penutupan berlaku mulai hari ini, Sabtu (2/1/2021), sampai waktu yang belum bisa ditentukan.

Penutupan Wisata Alam Alaska yang sedang viral di dunia maya tersebut memang bukan karena ada pandemi Covid-19 seperti tempat wisata lainnya di Kabupaten Kediri, tapi karena atas desakan para aktivis lingkungan di Kediri. Para aktivis resah dan gelisah atas rusaknya lingkungan di Kawasan Lindung Sumber Pawon yang beralih fungsi menjadi tempat wisata dengan mengorbankan lingkungan.

Heri DK, Koordinator 1 Komunitas Oleng-Oleng menjelaskan, wisata Alam Alaska yang berada di Kawasan Lindung Sumber Pawon mulai dibangun pada pertengahan tahun 2019 lalu. Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, Alam Alaska sudah dikenal dan banyak didatangi pengunjung.

"Sebenarnya kami tidak mempermasalahkan jika Kawasan Lindung Sumber Pawon dijadikan tempat wisata. Yang kami permasalahkan adalah rusaknya lingkungan akibat penebangan pohon di kawasan lindung tersebut," kata Heri yang juga anggota Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Hidup (ARPLH) Kediri Raya.

Menurut Heri, rusaknya lingkungan di Kawasan Lindung Sumber Pawon juga dikarenakan banyaknya pedagang yang menempati kawasan lindung yang dengan seenaknya menebangi pohon untuk mendirikan warung tempat berjualan.

"Maka dari itu, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan lingkungan di Kawasan Lindung Sumber Pawon adalah dilakukan penanaman pohon penghijauan, agar fungsi kawasan lindung kembali ke keadaan semula. Untuk itu, semua pedagang harus direlokasi keluar dari kawasan lindung," tegas Heri.

Atas desakan para aktivis lingkungan yang tergabung dalam ARPLH itulah, Pemerintah Desa Tempurejo, Kecamatan Wates, akhirnya bersedia menutup dan menghentikan operasional Wisata Alam Alaska.

Kesediaan Pemdes Tempurejo untuk menutup sementara operasional Wisata Alam Alaska tersebut dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani langsung oleh Kepala Desa Tempurejo, Sarno dan Ketua BPD Tempurejo, Isnadi Luksetiyawan.

"Dengan mempertimbangkan kelestarian Kawasan Lindung Sumber Pawon, Pemerintah Desa Tempurejo, Kecamatan Wates, menyetujui adanya pembenahan (relokasi pedagang Wisata Alam Alaska). Untuk itu, mulai tanggal 2 Januari 2021, Wisata Alam Alaska dinonaktifkan dari kepariwisataan, kegiatan perdagangan. Aktivitas pariwisata ditutup/dihentikan, diadakan reboisasi dalam waktu secepatnya," kata Sarno usai menandatangani surat pernyataan, Jumat (1/1) malam.

Surat pernyataan tertanggal 1 Januari 2021 yang ditandatangani oleh Sarno dan Isnadi Luksetiyawan tersebut juga ditandatangani oleh Heri DK (relawan) dan Dwi Kartika (pedagang) sebagai saksi. (uji/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO