Nataru, Banser Sawahan Surabaya Berjaga di Gereja Huria Kristen Batak Protestan

Nataru, Banser Sawahan Surabaya Berjaga di Gereja Huria Kristen Batak Protestan Para personel Banser Sawahan sedang melakukan tugas jaga di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang berada di kawasan Dukuh Kupang Barat.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Barisan Ansor Serba Guna (Banser) sebagai sayap Gerakan Pemuda (GP) Ansor merupakan salah satu badan otonom (banom) yang mempunyai komitmen kuat terhadap keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

M. Scohib misalnya, salah satu anggota Banser Kecamatan Sawahan melakukan penjagaan terhadap Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang berada di kawasan Dukuh Kupang Barat pada setiap Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Banser di setiap daerah bergerak untuk memastikan perayaan hari besar umat Kristiani tersebut berlangsung lancar dan damai dan kami ingin saudara-saudara kami Kristiani bisa menjalankan ibadah dengan khusyuk dan aman," ujar pria yang juga Rais Syuriah Sawahan, Jumat (1/1/21).

"Selain untuk penjagaan Hari Natal, kami juga melakukan penjagaan sampai tahun baru ini," pungkas pria asli Lamongan yang aktif di Banser sejak tahun 1990 ini.

Sekadar diketahui, Nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam berbagai sumber disebut-sebut sebagai aktor di balik keberadaan Banser menjaga gereja.

Saat masih menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Dur bahkan terjun langsung dalam upaya mengamankan malam Natal di berbagai gereja. Ia memerintahkan Barisan Serbaguna Gerakan Pemuda Ansor atau Banser, organisasi kepemudaan di lingkungan NU, untuk menjaga gereja di malam Natal.

Hal itu terjadi pada Hari Raya Natal 25 Desember 1996, 24 tahun yang lalu. Latar belakangnya adalah peristiwa kerusuhan massa yang berakhir dengan pembakaran gereja di Situbondo, Jawa Timur.

Walau tidak dinyatakan secara implisit, perintah Gus Dur kepada Banser untuk mengamankan gereja di Situbondo dapat dibaca sebagai pertanggungjawaban Gus Dur atas perusakan gereja di Situbondo, di Tapal Kuda Jawa Timur yang notabene adalah basis Nahdliyin.

Sebelum Natal 1996 itu, Gus Dur sempat ditanyai oleh seorang anggota Ansor Jawa Timur soal hukumnya seorang muslim menjaga gereja, Gus Dur kira-kira menjawab begini:

"Kamu niatkan jaga Indonesia bila kamu enggak mau jaga gereja. Sebab gereja itu ada di Indonesia, tanah air kita. Tidak boleh ada yang mengganggu tempat ibadah agama apa pun di bumi Indonesia," kata Gus Dur waktu itu. (nf/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO