​Sampah TPA Bojonegoro Dikelola Jadi Gas Metana, Puluhan Kepala Keluarga Nikmati Hasilnya

​Sampah TPA Bojonegoro Dikelola Jadi Gas Metana, Puluhan Kepala Keluarga Nikmati Hasilnya

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Seluas mata memandang terlihat tumpukan sampah bak gunung anakan. Mobil truk berwarna kuning hilir mudik membawa kotoran. Ya, lokasi itu adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang terletak di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Di salah satu sudut TPA terlihat dataran tinggi, tempatnya juga tidak begitu kumuh. Puluhan pipa menancap di atas tanah yang berwarna kuning. Ada juga pipa kecil yang melintas ke berbagai sudut. Ternyata, lokasi itu merupakan proses pembuatan energi gas metana yang selama ini telah dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro.

Hasil pemrosesan gas metana sejauh ini berhasil. Bahkan telah disalurkan hingga ke 45 rumah warga di sekitar TPA, tepatnya warga RT 12 Dusun Kalisari, Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk yang lokasinya berjarak sekitar 1,5 kilometer. Gas metana dimanfaatkan warga untuk keperluan memasak.

Gas dari sampah itu diberikan kepada warga secara cuma-cuma. Bahkan puluhan kepala rumah tangga yang telah menikmati pemanfaatan sampah menjadi gas itu tidak dipungut biaya sepeser pun oleh Dinas Lingkungan Hidup.

"Kita berikan secara gratis kepada warga sekitar. Semua pipanya juga kami yang membelikan," ujar Mualim, Kepala Teknisi Pengelola Biogas TPA Banjarsari, Jumat (18/12/20).

Dia menjelaskan, pengelolaan sampah menjadi energi itu sudah dilakukan sejak 2007 lalu. Dari tahun ke tahun, pengelolaan sampah terus dikembangkan. Hingga saat ini, tanah seluas 2 hektare lebih telah digunakan untuk proses pembuatan biogas.

"Dulu (2007) masih kecil gas yang dihasilkan dari proses ini (hanya 20 rumah warga yang kita aliri gas). Tapi sekarang sudah 45 rumah tangga yang bisa kita aliri gas secara gratis," ujar Mualim menjelaskan.

Pemanfaatan sampah menjadi biogas itu, kata dia, untuk mengurangi bau sampah di TPA. Sebab saat musim hujan seperti saat ini baunya sering menyebar ke rumah-rumah warga. Namun setelah dikelola dengan baik, saat ini bau tersebut sudah hampir tidak ada, karena sampah telah diolah dan dimanfaatkan menjadi gas.

"Sampahnya dari berbagai macam, mulai sampah organik (dedaunan) hingga sampah rumah tangga," terangnya.

Dia mengungkapkan, sampah di TPA setempat ke depan akan terus dikelola dengan baik dan terus dikembangkan. Jika saat ini baru 45 rumah warga yang dialiri jaringan gas metana, awal tahun depan ditarget sebanyak 70 rumah warga yang akan menikmati gas olahan dari sampah TPA.

"Sementara ini masih terkendala pengadaan pipa untuk jaringan ke rumah-rumah warga, tapi secepatnya akan dianggarkan oleh dinas," ucapnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO