​Perang Bintang di Pilwali Surabaya, Mega, SBY, dan Prabowo Bisa Jadi Senjata Pemungkas

​Perang Bintang di Pilwali Surabaya, Mega, SBY, dan Prabowo Bisa Jadi Senjata Pemungkas Mochamad Mubarok Muharam, Ketua Letram. (foto: ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pilwali Surabaya 2020 ini ibarat perang bintang, sebab banyak tokoh terkenal terlibat aktif di dua kubu. Di kubu 01 menjual sosok Wali Kota Tri Rismaharini, sedangkan di 02 ada figur Dahlan Iskan.

Tak hanya tokoh asal Surabaya, tokoh nasional pun ikut turun gelanggang. Di kubu 01 yang mengusung Eri-Armuji (Erji) setidaknya ada nama Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, lalu politikus senior Djarot Syaiful Hidayat, Arief Wibowo, Rieke Diah Pitaloka, hingga artis Giring Ganesha (PSI).

Sementara di kubu 02 yang mengusung Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno (Maju) ada Tokoh Senior Golkar Akbar Tanjung, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (Ketua Umum Partai Demokrat), Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN), Anis Matta (Ketua Umum Partai Gelora). Mereka terjun langsung ke Surabaya mengampanyekan Pasangan Maju.

"Memang layak kalau Pilwali Surabaya ini disebut perang bintang. Sebab banyak tokoh nasional yang terlibat. Mereka ini elite papan atas. Ini istimewa, tidak ada di pilkada lain," ujar Ketua Lembaga Transformasi (Letram) Mochamad Mubarok Muharam, Jumat (27/11/2020).

Menurut Doktor Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini, tentunya kedatangan para tokoh nasional itu bukan sekadar sebuah seremonial atau menambah rasa percaya diri calon kepala daerah saja. Namun, mereka bisa menarik dukungan massa untuk menambah kekuatan calon kepala daerah yang didukung.

Bahkan lebih jauh lagi, menurut pria yang akrab disapa Barok ini, para tokoh nasional itu datang untuk menghidupkan simpul-simpul di basis massa untuk bergerak di akar rumput. Sebab, sebagai tokoh nasional tentu mereka punya jaringan yang sudah dirawat selama ini.

"Para tokoh itu tentunya punya jaringan dan basis massa di Surabaya, sehingga kehadiran mereka sekaligus menggerakkan massa di akar rumput," kata Dosen Fisipol Undar Jombang itu.

Barok mengingatkan, dari survei yang dirilis sebuah lembaga belum lama ini, masih ada 14 persen responden yang menjawab tidak tahu dan 40 persen yang baru menentukan pilihan menjelang hari H. Itu artinya, calon pemilih yang belum menentukan pilihan atau massa mengambang masih tinggi.

Karena itu, dengan kharisma yang melekat dari para tokoh nasional tersebut, kata-kata mereka akan didengar dan cenderung diikuti publik. Sebab, mereka ini ibarat magnet yang bisa menarik dukungan rakyat ke calon yang mereka dukung.

"Saya kira tokoh nasional sekaliber Megawati, Prabowo, dan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY juga patut terjun di Surabaya. Mereka bisa menjadi senjata pemungkas di sisa waktu ini untuk memenangkan calon yang didukung," pungkasnya. (mdr/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO