MALANG, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali membuat terobosan baru dangan mendorong pemikiran dan kajian strategis dengan meresmikan Pusat Studi Jawa Timur. Acara launching pusat studi ini dilaksanakan di Gedung Bundar Universitas Islam Malang (Unisma) dihadiri oleh pejabat Pemprov Jatim, Kepala Daerah Malang Raya, dan Pimpinan Unisma serta Duta Besar RI untuk Nigeria.
Pusat Studi ini digagas oleh Unisma, bermula dari pemikiran mengenai pentingnya menumbuhkan kajian strategis, penelitian, dan untuk memperkuat elan dan jati diri Jawa Timur sebagai 'the imagined community'. Pusat Studi juga dimaksudkan sebagai wadah pemikiran dan forum diskusi ahli serta lembaga studi yang melakukan penelitian dan pemikiran strategis berfokus pada lokus Jawa Timur.
BACA JUGA:
- Jelang Lebaran 2024, Warga Malang Antusias Antre Tukar Uang Pecahan
- Stop Buang Air Besar Sembarangan, Pj Gubernur Jatim Ajak 8 Daerah Teken Komitmen Bersama
- 24.423 Siswa Lolos Masuk PTN Jalur SNPB 2024, Pj Gubernur Jatim: Terbanyak Nasional 5 Tahun Beruntun
- Gelar Bazar Ramadan, Pj Gubernur Jatim: Jadi Sabuk Pengaman dan Upaya Stabilkan Harga Bahan Pokok
"Kini setelah Jawa Timur baru saja memperingati HUT ke-75, Menuju Indonesia Emas, kita perlu kajian mendalam bidang Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, Pemerintahan, bidang Pendidikan, bidang Manajemen, kajian Hukum Islam, bidang Kedokteran, Bidang Teknologi, bidang Ekonomi Syari'ah bahkan kajian pembuatan kebijakan strategis (strategic policy formulation) yang akan dibutuhkan oleh generasi mendatang dan Jawa Timur ke depan,"ujar Khofifah usai meresmikan pusat studi Jawa Timur ini.
Khofifah juga menjelaskan agar Pusat Studi ini terhubung dengan Dinas Kominfo Jatim, Bappeda Provinsi, serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yang menyediakan layanan informasi digital tentang perencanaan dan progres pembangunan di Jawa Timur. Khofifah yakin bahwa dalam bangsa yang besar selalu menempatkan dasar-dasar kemanusiaan sebagaimana adab keunggulan.
"Di dalam khasanah Islam, kita punya konsep luhur untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dan peradaban yang kita kenal dengan Al Kulliyatul Khams. Al Kulliyatul Khams ini yang harus diterjemahkan oleh para cendikiawan masa kini, dan dipraktekkan oleh penyelenggara negara, pemimpin masyarakat, dunia pendidikan tinggi bahkan generasi mendatang dalam dunia nyata," tandasnya.