​Joe Biden Menang, Umat Islam AS Senang

​Joe Biden Menang, Umat Islam AS Senang Joe Biden. foto: AP/Andrew Harnik/CNN

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Mau tak mau Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, harus mengakui keunggulan Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Update dari Associated Press (AP) menunjukkan bahwa Biden kini meraih 290 suara elektoral. Ini berarti perolehan suara Biden telah melampaui batas minimal suara sebagai presiden AS, yaitu 270 suara elektoral.

Sementara Donald Trump justru terpuruk di angka 214. Sikap rasis dan urakan Trump tampaknya menjadi salah satu pemicu kegagalan presiden yang dikenal kaya raya itu.

Harus diakui, kebijakan politik rasis dan diskriminatif Trump telah menciptakan pendukung fanatik pada sebagian warga AS, terutama Yahudi. Namun rasisme tak bisa diandalkan untuk meraih simpati secara luas di AS.

Berbeda dengan Trump yang cenderung kekanak-kanakan, jiwa Joe Biden jauh lebih matang sebagai pemimpin. Biden berusaha merangkul semua golongan. Ia menegaskan bahwa dirinya adalah presiden semua rakyat Amerika, baik yang memilih dia maupun yang tidak.

Karena itu umat Islam yang minoritas di AS cenderung memilih Biden ketimbang Trump. Shamsi Ali, Direktur Jamaica Muslim Center, sebuah yayasan di kawasan New York AS, misalnya, merespons positif sosok Biden. Dalam tulisannya yang disebar di media sosial ia mencatat beberapa poin tentang Biden dan Islam.

“Catatan ini juga tidak mengatakan jika Biden itu terbaik, bahkan baik. Tapi dalam menilai sesuatu/seseorang Islam memakai penilain “afdholiyah” (terbaik). Di saat tidak ada yang terbaik, maka Islam memakai metode “akhaffu ad-dhoraraen” (paling sedikit bahayanya),” tulis Shamsi Ali. Di bawah ini tulisan Shamsi Ali yang tersebar di media sosial.

1. Keadilan sosial untuk semua (social justice for all). Ini menjadi perbedaan karakter kedua partai besar Amerika; Demokrat dan Republik.

2. Kesetaraan ras bagi semua manusia (racial equality for all people). Di bawah Trump terjadi rasisme, bahkan kekerasan atas nama rasisme di mana-mana.

3. Kesempatan yang sama untuk semua warga Amerika (equal opportunity for all Americans). Orientasi ekonomi Trump yang memihak mereka yang kaya (kapitalis) menyebabkan mereka yang berekonomi menengah ke bawah tercekik.

4. Penguatan ekonomi bagi minoritas (Economic empowerment for minority). Lingkungan rasisme Trump telah berimbas dalam kepada keadilan perekonomian.

5. Imigrasi dan legalisasi para pendatang (Immigration and path to citizenship). Di bawah Trump kesempatan imigrasi hampir ditutup. Ini bertentangan dengan semangat Amerika sebagai negara immigran.

6. Jaminan kesehatan yang bersifat menyeluruh (Universal healthcare). Salah satu usaha keras Trump adalah mencabut Obama Care yang memberikan jaminan kesehatan kepada puluhan juta orang-orang lemah.

7. Jaminan hak-hak minoritas (minority rights protection). Akan terasa jaminan dan proteksi kepada minoritas. Di bawah Trump minoritas langsung atau tidak merasakan marjinalisasi.

8. Kebebasan beragama untuk semua (religious liberty for all). Slogan kebebasan beragama bagi Trump adalah for White Evangelicals dan kritistian radikal lainnya.

9. Kerja sama internasional dan multilateralisme (global partnership and multilateralism). Trump memutuskan hubungan multilateral dengan banyak organisasi internasional. Termasuk di dalamnya WHO, dan lain-lain.

10. Hubungan yang harmonis antar kelompok masyarakt (communal harmonious relations). Trump telah membangun suasana yang memecah belah masyarakat atas banyak dasar. Salah satunya yang paling menonjol adalah perpecahan ras (racial divide).

11. Memperkecil ruang kelompok putih dan golongan kanan yang ekstrim (suppressing the Radical white Supremacy and extremist Rights Wings). Biden dengan tegas mengutuk White Supremacy. Sementara Trump tidak ingin, bahkan memuji sebagai patriotik.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO