​Polresta Banyuwangi Jebloskan 55 Tersangka Narkoba ke Dalam Sel

​Polresta Banyuwangi Jebloskan 55 Tersangka Narkoba ke Dalam Sel Petugas menunjukkan barang-barang bukti dan para tersangka hasil Operasi Tumpas Narkoba Semeru 2020 Polresta Banyuwangi, Selasa (8/9/2020). foto: ganda siswanto/ bangsaonline.com

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Operasi Tumpas Narkoba Semeru 2020 yang dilaksanakan oleh tim dari Satuan Narkoba (Satnarkoba) berhasil menggelandang 55 tersangka. Para tersangka terdiri dari 4 perempuan dan 51 pria. Dengan jumlah kasus terkumpul sebanyak 50 kasus dengan verifikasi 9 kasus sabu dan 41 kasus obat daftar G.

Tim Satnarkoba juga berhasil mengamankan barang bukti 44 paket sabu dengan berat 25,81 gram, 22.770 butir trilhexpenidyl, 5 buah timbangan elektronik, 8 unit kendaraan roda dua dan uang tunai 8.326.000 rupiah.

Menurut AKBP Kusumo Wahyu Bintoro, Wakapolresta Banyuwangi saat rilis pers, Selasa (8/9/2020), hasil tumpas narkoba mulai 24 Agustus sampai 4 September 2020 membuktikan komitmen dalam memerangi kejahatan narkoba dan penyalagunaan obat daftar G.

“Ini bukti kerja keras Satuan Narkoba selama 12 hari, yang membuahkan hasil yang cukup lumayan. Operasi kita gencarkan karena kami ingin wilayah Banyuwangi bebas dari peredaran narkoba. Untuk tersangka psikotropika akan kami jerat dengan pasal 114 ayat 2, pasal 112 ayat 2, dan pasal 132 Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) nomer 35 tahun 2009 tentang narkotika,” katanya.

Ia menambahkan, setiap orang yang melawan hukum dengan menjual, membeli, menerima, dan menjadi perantara dalam jual beli menukar atau menyerahkan,memiliki, menyimpan,menguasai atau menyediakan narkotika golongan 1 akan dikenakan hukuman pidana kurung 15 tahun penjara.

“Dan untuk tersangka obat daftar G akan kami jerat dengan undang undang nomer 36 tahun 2009 tentang kesehatan,” katanya.

Ke depannya, akan memaksimalkan kegiatan pencegahan terhadap berbagai macam kejahatan. Prioritasnya kejahatan narkotika dan penyalagunaan obat obat daftar G.

Salah satu tersangka berinisial F saat diwawancarai mengaku mendapatkan barang terlarang itu dari teman yang menghubungi melalui telepon dan uang pembelian dikirim lewat transfer.

“Untuk pengiriman barangnya sistemnya di ranjau,” terangnya. (gda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO