​Mengenang Cak Nur, Seorang Pendekar yang Bentuk Banser Kobra untuk Melawan Teror Ninja di Jatim

​Mengenang Cak Nur, Seorang Pendekar yang Bentuk Banser Kobra untuk Melawan Teror Ninja di Jatim Cak Nur (paling kanan, dilingkari) saat mengawal kedatangan Gus Maksum, Guru Besar Pagar Nusa. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Di balik figurnya yang tenang dan sederhana, Nur Ahmad Syaifuddin atau Cak Nur adalah sosok pemimpin yang pemberani. Jauh sebelum ia terjun ke dunia politik dan menjadi orang nomor satu di Sidoarjo, Cak Nur aktif sebagai anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser).

Bahkan pada tahun 1998, ia menginisiasi pembentukan Banser Kobra. Banser Kobra dibentuk untuk melawan teror ninja yang terjadi di Jawa Timur, khususnya Banyuwangi dan sejumlah wilayah tapal kuda. Teror ninja itu membidik para kiai dan guru ngaji NU dengan tuduhan dukun santet. Teror ninja yang dikenal dengan Operasi Naga Hijau itu mengakibatkan ratusan kiai NU terbunuh.

"Cak Nur itu Banser tulen. Beliau yang membentuk Banser Kobra untuk melawan teror ninja yang menarget para kiai NU. Cak Nur Komandannya, ia memimpin 150 banser yang memiliki kemampuan kanuragan. Itu saat Ketua GP Ansor Jatim dipimpin Cak Anam," kenang H. Abdulllah Haris, Kasat Korcab Banser Surabaya, Minggu (23/8).

Haris melanjutkan, kiprah Banser Kobra tidak berhenti saat terjadi teror ninja saja. Pasca teror ninja reda, Banser Kobra sempat dikirim ke Jakarta untuk menghadapi kelompok massa yang akan menggulingkan Presiden Gus Dur secara inkontitusional.

Menurut Haris, saat itu sekitar tahun 2001. Banser Kobra tak bisa dicegah untuk turun ke Jakarta. Sebab, kelompok yang ingin menurunkan Gus Dur saat itu sudah menggunakan kekuatan massa seperti Pamswakarsa dan ormas lainnya.

"Banser Kobra sempat empat kali bentrok saat di Jakarta. Alhamdulillah, kita selalu menang. Saat itu, kita siap membela Gus Dur sampai titik darah terakhir. Saat itu komandannya ya Cak Nur," imbuh Haris.

Terpisah, Baihaki Siradj, Direktur Eksekutif Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) menilai Cak Nur adalah kader NU tulen. Ia berkhidmat mulai tingkat ranting hingga pengurus cabang. Beliau aktif di Banser, pernah menjadi Ketua Ansor di Kecamatan Waru juga.

Baihaki mengetahui rekam jejak Cak Nur, karena keduanya pernah berproses bersama. Baik itu di NU maupun saat di PKB. Baihaki menceritakan, bahwa Cak Nur juga seorang pendekar. Ia pesilat . Pernah menjadi Ketua Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) tingkat Sidoarjo selama dua periode.

"Orangnya memang kalem, tapi aslinya beliau itu pendekar. Di daerah Waru, Sidoarjo namanya sudah dikenal dan disegani sejak masih muda. Cak Nur memang asli Waru," ujar Baihaki yang juga asli Sidorjo ini. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO