​Wacana Reshuffle Menguat, Rizal Ramli Diusulkan Masuk Kabinet

​Wacana Reshuffle Menguat, Rizal Ramli Diusulkan Masuk Kabinet Baihaki Siradj, Direktur Eksekutif ARCI. foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Minusnya pertumbuhan ekonomi nasional berdampak pada kehidupan masyarakat. Daya beli masyarakat melemah, banyak usaha gulung tikar. Imbasnya, banyak karyawan yang harus mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan.

Tak dipungkiri, pandemi Covid-19 menjadi salah satu pemicu anjloknya ekonomi nasional. Selain itu, tim ekonomi di kabinet saat ini dinilai kurang cakap sehingga tidak mampu menahan laju anjloknya ekonomi. Kondisi ini membuat wacana reshuffle menguat. Terbaru, wacana itu dilontarkan Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad.

"Saya kira desakan reshuffle tidak bisa diabaikan. Terutama untuk pos ekonomi. Ini harus menjadi perhatian Presiden Jokowi," urai Baihaki Siradj, Direktur Eksekutif Accurate Survey dan Consulting Indonesia (ARCI), Rabu (12/8).

Baihaki mengingatkan, kondisi saat ini sudah memasuki lampu kuning, karena pada kuartal II saja tingkat pertumbuhan ekonomi minus hingga 5,32 persen. Karena itu perlu ada sosok yang mumpuni di kabinet untuk menjadi dirijen tim ekonomi.

Baihaki menyebut nama (RR) sebagai sosok yang tepat untuk membenahi perekonomian nasional. Alasannya, ekonom senior itu punya pengalaman membenahi perekonomian nasional. Saat RR menjadi Menko Perekonomian di kabinet Gus Dur, ia berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari minus 3 persen hingga tumbuh 4,9 persen.

"Saya kira mampu mengulang peristiwa 20 tahun lalu, memperbaiki perekonomian dari minus menjadi surplus," ujarnya.

Akademisi muda NU ini menilai masa 20 tahun lalu saat membenahi perekonomian lebih berat dari saat ini. Alasannya meski saat ini ada pandemi Covid-19, tapi situasi politik stabil. Demikian pula keamanan relatif kondusif.

Hal itu berbading 180 derajat dengan kondisi 20 tahun lalu. Situasi politik sangat gaduh karena hampir seluruh fraksi di parlemen kecuali PKB mengambil sikap oposisi terhadap pemerintah. Selain itu hempasan krisis moneter masih sangat terasa.

"Sekitar 20 tahun situasi politik sangat gaduh. Tapi perekonomian tumbuh, hutang luar negeri berkurang dan daya beli masyarakat tinggi. Itu semua tidak lepas dari peran ," pungkas Baihaki. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO