​Marak Kasus Kekerasan Seksual, Nafidatul Qudsiyah: Peran Orang Tua Lemah Dalam Kemajuan Teknologi

​Marak Kasus Kekerasan Seksual, Nafidatul Qudsiyah: Peran Orang Tua Lemah Dalam Kemajuan Teknologi Nyai Hj. Nafidatul Qudsiyah. (foto: ist).

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Maraknya perkembangan kasus kriminal dan kekerasan seksual di Kabupaten Bangkalan, salah satunya disebabkan lemahnya peran orang tua terhadap perkembangan kecanggihan teknologi saat ini.

Hal ini disampaikan oleh Nyai Hj. Nafidatul Qudsiyah kepada BANGSAONLINE.com saat menghadiri Harlah PKB di Kantor DPC PKB Bangkalan, Kamis (23/7/2020) kemarin.

Menurutnya, perkembangan teknologi menjadi salah satu penyebab meningkatknya kasus kekerasan dan pelecehan sosial. Menurutnya, keluarga, khususnya orang tualah yang memiliki peran penting untuk memberikan pengawasan dan pengarahan kepada anak saat menggunakan teknologi.

"Banyaknya, kasus ini tidak lepas dari perkembangan teknologi. Adanya media sosial yang begitu terbuka tidak hanya di lingkungan perkotaan, namun hingga lingkungan pedesaan. Semua sudah bisa mengakses, masyarakat sudah tidak gaptek lagi. Hal ini membawa dampak negatif terhadap anak," jelasnya.

Karena itu, ia mengimbau para orang tua, khususnya para ibu, agar tidak gaptek agar bisa mengawasi apa yang dilakukan sang anak. "Ibu harus menjadi madrasatul ula bagi keluarga. Di era disrupsi digital, tantangan orang tua semakin kompleks. Era revolusi industri 4.0 peran aktif, keluarga serta pengawasan menjadi poin penting," jelasnya.

Selain mengawasi penggunaan gadget, dia juga meminta para orang tua meningkatkan pendidikan agama putra-putrinya. Menurutnya, ketika anak-anak kurang memiliki basic ilmu agama, mereka jadi tidak memiliki bekal untuk memfilter penggunaan media sosial.

"Hal ini harus dilakukan dengan disiplin. Karena kalau tidak disiplin, anak-anak ini bisa semena-mena dengan menggunakan media sosial yang dapat diakses kapan saja selama 24 jam. Dampaknya negatif," terang Penasehat Fatayat Bangkalan ini.

"Apalagi setelah di rumah saja, semua kegiatan dilakukan secara daring. Jadi anak-anak bukannya belajar, tapi mereka malah berselancar di media sosial," ujarnya.

"Ketika pengawasan, pengetahuan agama, dan disiplin penggunaan media sosial diterapkan pada anak, insya Allah kasus negatif pada anak dapat diminimalisir," pungkasnya. (ida/uzi/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Awal Mula Tarawih Cepat di Ponpes Hidayatullah Al Muhajirin Bangkalan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO