​Barikade Gus Dur: Cawali PDIP Menang, Jika Gandeng Kader NU di Surabaya

​Barikade Gus Dur: Cawali PDIP Menang, Jika Gandeng Kader NU di Surabaya Sudarsono Rahman, S.H. foto: IST./ BANGSAONLINE.COM

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua Umum Barisan Kader Gus Dur (Barikade Gus Dur) Sudarsono Rahman, S.H., menyarankan agar calon wali kota Surabaya dari menggandeng calon wakil wali kota dari kader Nahdlatul Ulama (NU).

“Sebab suara NU di Surabaya cukup besar. Karena itu perlu mengambil kader NU, terutama dari unsur perempuan. Kalau duet merah dan hijau, calon wali kota dari pasti menang,” kata Sudarsono Rahman kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (17/7/2020).

Cak Dar, panggilan Sudarsono, mengaku punya alasan kuat. “Kader di akar rumput sangat kuat. Sedang kader NU dari unsur perempuan juga sangat kuat. Terutama Muslimat NU dan Fatayat,” kata Cak Dar yang mantan ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur.

Menurut Cak Dar, saat ini rival pasti calon wali kota Surabaya dari adalah Machfud Arifin yang didukung PKB, Nasdem, Gerindra, Golkar, PAN, dan PKS. “Mahfud Arifin sekarang banyak bergerak di basis-basis NU. Misalnya ia datang ke PWNU. Karena itu harus mengambil calon wali kota dari kader NU. Sebab selain bisa mengambil ceruk suara NU, juga bisa merajut kembali merah dan hijau,” tutur Cak Dar sembari menegaskan bahwa para elit akan bersatu jika calon wali kota Surabaya sudah mendapat rekom dari Megawati Soekarnoputri.

Lalu siapa kader NU yang layak jadi calon wakil wali kota Surabaya mendampingi calon wali kota Surabaya? Cak Dar tak langsung menjawab. Ia berpikir cukup lama. “Ada beberapa kader NU yang selama ini sudah sosialiasi. Ada Gus Hans, ada Lia, dan yang lain. Tapi yang paling memungkinkan Lia,” kata Cak Dar. Yang dimaksud Lia adalah Lia Istifhama, sedang Gus Hans adalah Zahrul Azhar.  

Apa alasannya kok Lia? “Pertama, Lia itu warga Surabaya. Kalau Gus Hans kan warga Jombang. Kedua, Lia punya jaringan lumayan di Surabaya. Paling tidak, tim-tim Khofifah saat pilgub masih nyambung. Ketiga, Lia cukup dekat dengan unsur perempuan NU. Bahkan Lia sendiri aktivis Fatayat NU. 

Keempat, meski Khofifah nanti netral karena dia gubernur, tapi orang tahu bahwa Lia itu keponakan Khofifah. Memang Khofifah harus netral. Gak usah cawe-cawe. Tapi saya yakin Muslimat NU dan Fatayat akan condong pada Lia,” tutur Cak Dar.

Namun Cak Dar sendiri mengaku tak kenal dengan Lia. "Nomor teleponnya aja gak punya. Tapi saya kan melihatnya bukan perspektif pribadi, tapi secara obyektif melihat peta politik terakhir di Surabaya," kata pria asal Bawean itu. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO