​Proses Perizinan Dinilai Janggal, Warga Kertosari Minta Tower BTS Dibongkar

​Proses Perizinan Dinilai Janggal, Warga Kertosari Minta Tower BTS Dibongkar Warga Kertosari meminta pembangunan tower BTS dibongkar.

PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Aksi protes kembali dilakukan puluhan warga RT 04/RW 03 Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan pada hari ini (Rabu, 15/7), terkait pendirian tower seluler Base Transceiver Station (BTS) di lahan milik warga setempat bernama Timbul Pranowo.

Warga menilai ada kejanggalan dalam proses perizinan. Serta khawatir terhadap bahaya radiasi yang ditimbulkan oleh tower BTS tersebut, karena letaknya berada di kawasan padat penduduk. 

Dalam aksinya, warga melakukan long march dan orasi menuju kantor kelurahan dengan membawa puluhan poster berisi kalimat protes hingga hujatan terhadap pemilik lahan tempat berdirinya tower.

Ketua RT 04/RW 03 Dudin Siswanto sekaligus koordinator aksi mengatakan, bahwa warga menolak keras keberadaan tower tersebut. Ia menuding pihak pengembang meremehkan warga sekitar tower dengan tak melakukan sosialisasi sebelumnya.

"Kalaupun ada, itu hanya beberapa orang saja. Padahal banyak warga yang jaraknya hanya beberapa meter dari lokasi tower tidak pernah diberitahu apalagi diberi uang kompensasi," cetusnya.

"Dari awal kami sudah menolak. Pihak perusahaan sebelumnya tidak ada sosialisasi, cuma door to door saja. Meski proses perizinan sudah berjalan, kami minta tower ini dibatalkan atau dibongkar," kata Dudin Siswanto kepada awak media.

Hingga saat ini, kata Dudin, belum ada itikad baik dari pihak pengembang tower BTS untuk melakukan sosialisasi secara keseluruhan. Hal inilah yang membuat warga geram dan menggeruduk kantor kelurahan guna menuntut pihak tower melalui Lurah Kertosari agar segera membongkar bangunan tower BTS tersebut.

"Kami dan warga lainnya menolak berdirinya tower di lingkungan RT 4 Kertosari. Kepada pihak terkait, tolong evaluasi kembali izin terhadap tower ini. Efeknya sudah kami rasakan, ada warga yang mulai sesak napas, televisi sebagian rusak, dan kami khawatir jika nantinya akan terus menimbulkan gejolak berkepanjangan di lingkungan sini," pungkasnya. (nov/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO