Minta Perhatikan Kearifan Lokal, Pesantren Tebuireng Keluarkan Maklumat soal Covid-19

Minta Perhatikan Kearifan Lokal, Pesantren Tebuireng Keluarkan Maklumat soal Covid-19 Pengasuh Pesantren Tebuireng, K.H. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin)­.

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Mencermati berbagai dinamika lapangan terkait penanganan coronavirus disease (Covid 19) di tengah-tengah masyarakat, serta mempertimbangkan semakin lebarnya kesenjangan persepsi antara sebagian masyarakat dan petugas kesehatan, Pesantren Jombang merasa perlu menyampaikan pandangan sebagai masukan kepada pihak-pihak terkait.

Maklumat yang berisi tujuh butir pandangan pesantren yang didirikan Hadlratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari itu ditandatangani oleh Pengasuh Pesantren KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa .

“Maklumat ini muncul dari keprihatinan kami di pesantren setelah melihat perkembangan situasi dan kondisi di masyarakat. Setelah diskusi yang cukup panjang, inilah sebagian sumbangan pemikiran yang dapat sampaikan dalam merespons perkembangan saat ini,” ujar , Ahad (21/06/2020) sore.

Pertama, Pesantren mengapresiasi ikhtiar pemerintah dan pemerintah daerah dalam upaya percepatan penanganan , khususnya terkait dengan peningkatan jumlah pemeriksaan secara masif dan pelacakan kasus (tracing) di masyarakat.

Kedua, meminta pemerintah mengimbangi ikhtiar positif tersebut dengan memperbaiki strategi komunikasi publik dan memperkuat pendekatan kultural, serta memperhatikan aspek budaya masyarakat dan kearifan lokal di masing-masing daerah.

Ketiga, berkenaan dengan semakin banyaknya kesimpangsiuran informasi di tengah masyarakat, meminta semua pihak untuk menjaga kejernihan pikiran, mengedepankan aspek tabayun dan menahan diri dengan tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya.

Keempat, berkaitan dengan proses pemulasaraan jenazah dan pemakaman pasien terduga dan/atau terkonfirmasi positif , Pesantren Jombang meminta petugas kesehatan memastikan bahwa proses pemulasaraan jenazah benar-benar memenuhi pedoman pemulasaraan jenazah sesuai dengan agama yang dianut masing-masing pasien. Juga, meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan dan pihak rumah sakit melibatkan tokoh-tokoh agama untuk memastikan proses pemulasaraan jenazah sesuai dengan agama yang dianut pasien dan menghindarkan keraguan-raguan keluarga serta masyarakat.

“Kita tidak berbicara dalam konteks pemulasaraan jenazah yang muslim saja. Tapi secara keseluruhan, apapun agamanya. Mengingat proses pemulasaraan jenazah ini cukup sensitif dalam perspektif budaya sebagian masyarakat kita,” tegas .

Karena itu, berkenaan dengan proses pemakaman jenazah pasien terduga dan/atau terkonfirmasi positif , meminta pemerintah mempertimbangkan aspek budaya dan kearifan lokal.

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO