SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag bersama para kiai mengakhiri munajat untuk melenyapkan covid-19 untuk Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Sidoarjo dan Gresik, Senin (8/6/2020) malam. Munajat ke-9 sekaligus terakhir ini digelar di Aula Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya.
Munajat yang dihadiri sekitar 75 kiai dari Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik itu dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Saifuddin. Kehadiran Emil Dardak ini adalah yang kelima selama Kiai Asep menggelar Munajat untuk melenyapkan Covid-19 ini.
BACA JUGA:
- Ngajar 17 Tahun, Guru ini tak Pernah Doakan Muridnya, Beda dengan Kiai Asep dan Syaikh Qadhi 'Iyadh
- Suara Putra Kiai Miliarder Tapi Dermawan Ini Kalahkan Konglomerat Besar Bos Lion Air
- Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kepala Dinkes Jember Imbau Lansia Tidak Keluar Kota
- Dulu Miskin Ditolak 3 Cewek, Kini Jadi Miliarder dan Ulama Besar Miliki 16 Ribu Santri
“Munajat ini memang untuk mengawal PSBB Surabaya, Sidoarjo dan Gresik,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto saat memberikan taushiah. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk Surabaya Raya memang berakhir tanggal 8 Juni.
(Para kiai saat salat malam dengan imam Kiai Asep Saifuddin Chalim di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Suabaya, Senin (8/6/2020) malam. foto: MMA/ bangsaonline.com)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sendiri memutuskan tak memperpanjang PSBB. Solusinya, transisi new normal. Sebab untuk menerapkan new normal bagi Surabaya Raya - terutama Surabaya - jelas tak memenuhi kriteria WHO. Salah satu kriterianya: transmission rate harus berada di bawah 1.0. Kriteria lainnya adalah ketersediaan layanan rumah sakit yang memadai. Ternyata di Surabaya belum memenuhi syarat.
Maka pada Selasa (9/6/2020) Gubernur Khofifah memutuskan menerapkan transisi menuju new normal life untuk Surabaya Raya.
Karena itu Kiai Asep minta para kiai dan masyarakat, terutama yang mengikuti munajat, tetap meneruskan salat malam dan istighatsah di rumah masing-masing. “Silakan dilanjutkan di rumah masing-masing,” pintanya. Munajat itu berupa salat malam 12 rakaat (6 salam), istighatsah dan doa bersama.
(Para kiai saat salat malam dengan imam Kiai Asep Saifuddin Chalim di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Suabaya, Senin (8/6/2020) malam. foto: MMA/ bangsaonline.com)
Kiai Asep juga berharap PSBB segera diganti new normal. “Tapi dengan protokol kesehatan yang ketat. Pakai masker, membawa hand sanitizer, dan jaga jarak,” katanya.
Selain itu, kata Kiai Asep, kita harus menkonsumsi makanan yang mengandung imunitas. “Saya selalu bilang, kesehatan itu tidak mahal. Cukup kecambah, telur ayam kampung dan teh panas dicampur jahe,” katanya.
Kiai Asep juga mengingatkan protokol Islam. “Islam itu bersih,” kata Kiai Asep sembari mengutip Hadits yang artinya” Islam itu bersih. Maka lakukanlah kebersihan. Orang yang tidak bersih tak akan masuk sorga. Intinya, ajaran Islam tentang kebersihan sangat ketat, tapi umat Islam sangat longgar dalam mempraktikkan.