MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Nasib para guru Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) sangat memprihatinkan. Meski mereka tekun dan telaten mengajar al-Quran terhadap anak-anak santri setiap hari, tapi tak pernah mendapat honor, apalagi gaji. Mereka hanya bermodal dedikasi dan semangat pengabdian.
Karena itu, ketika mendengar ada beberapa kepala daerah di kabupaten lain di Jawa Timur peduli dan memberi honor Rp 300 ribu per bulan, mereka langsung ngudarasa. Mereka curhat (curahan hati) kepada Muhammad Al-Barra (Gus Bara), Ketua Yayasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah.
BACA JUGA:
- Sedekah Kiai Asep Turun Rp 5 Miliar, Dulu Rp 8 Miliar hingga Rp 10 Miliar, Kenapa
- Pecah Ban, Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto
- 7 Parpol Merapat ke Gus Barra, Bupati Ikfina Terancam Gagal Maju Pilbup Mojokerto
- Jalin Kebersamaan, Gus Barra Dampingi Kiai Asep Sambut Hangat Silaturahmi Kapolres Mojokerto
“Saya dengar guru-guru TPQ di Kabupaten Pasuruan mendapat honor Rp 300 ribu tiap bulan,” kata salah satu ketua TPQ ketika silaturahim dengan Gus Bara di Guest House Institut KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur, Senin (1/6/2020).
Ia pun bertanya kepada Gus Bara, apakah jika terpilih sebagai wakil bupati Kabupaten Mojokerto akan memberi honor para guru TPQ? Pertanyaan itu tampaknya mewakili aspirasi para ketua TPQ yang hadir. Buktinya, mereka langsung gemuruh. Bahkan tak sedikit yang mengacungkan dua jempol tangan.
Gus Bara kini memang digadang-gadang sebagai calon wakil bupati Mojokerto berduet dengan Ikfina Fahmawati (Ikbar). Banyak elemen masyarakat yang secara terang-terangan mendukung mantan Ketua Dewan Syuro PKB Mesir itu. Terutama kalangan NU.
Dengan senyum Gus Bara pun menjawab. “Pertanyaannya abot (berat), Bu. Saya pikir tanya berapa istrinya. Atau berapa anaknya,” canda Gus Bara yang kini punya tiga anak dengan istrinya yang hafidzah.
Yang pasti, Gus Bara mengaku siap memperjuangkan. “Saya sebagai kader NU pasti saya perjuangkan. Makanya kita lihat postur anggarannya. Kita lihat juga aturannya. Kalau amanat undang-undang kan 20 persen (dari APBD). Kita akan pelajari. Kalau memang postur anggarananya memungkinkan,” kata Gus Bara.
Menjawab pertanyaan BANGSAONLINE.COM usai acara, Gus Bara mengaku akan memprioritaskan honor para guru TPQ. Sebab kondisi kesejahteraan mereka parah dan tak ada yang peduli. “Ya parah sekali. Artinya harus ada skala prioitas dan perhatian dari pemerintah. Tapi kita harus tetap taat aturan,” kata putra tertua Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu.
Di depan ibu-ibu muda itu Gus Bara pun bercerita tentang silsilah keluarganya. Menurut dia, kakeknya, KH Abdul Chalim, adalah sahabat KH Abdul Wahab Hasbullah. Mereka berdua pendiri Nahdlatul Ulama (NU). “Saya sejak prucut lahir sudah NU,” katanya. Karena itu, tegas Gus Bara, tak mungkin mengabaikan nasib warga NU, jika kelak ditakdir memimpin Kabupaten Mojokerto. Termasuk TPQ. Apalagi ribuan TPQ itu berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Al-Maarif (NU).
Klik Berita Selanjutnya