SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus berupaya agar penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sidoarjo efektif. Ia bersama Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin dan Forkopimda Sidoarjo melakukan rapat koordinasi di Pendopo Delta Wibawa, Sidoarjo, jelang tengah malam, Sabtu (16/5) .
Dalam rapat tersebut, Gubernur Khofifah meminta kepada Kabupaten Sidoarjo melakukan langkah lebih signifikan, baik percepatan testing, tracing, maupun penguatan layanan kuratifnya. Juga langkah pencegahan dengan mensinergikan posko Covid-19 di Sidoarjo dengan Kampung Tangguh seperti yang ada di Malang.
Kampung tangguh merupakan bentuk kesiapsiagaan dan kemandirian menghadapi persoalan pandemi Covid-19 ini yang dipandu oleh Universitas Brawijaya sehingga pendekatan layanannya lebih komprehensif.
"Kampung Tangguh ini, juga menginisiasi warga kampungnya dengan gerakan tangguh bencana, termasuk bencana nonalam seperti pandemi Covid-19 dengan manual yang disiapkan secara virtual," katanya.
Kampung Tangguh tersebut, lanjut Khofifah, memberdayakan RT/RW terlibat secara aktif dalam deteksi dini maupun kemandirian mengedukasi warga menghadapi bencana non alam maupun alam yang terjadi.
"Sisa waktu PSBB tahap kedua ini, kami ingin Sidoarjo makin masif melakukan rapid test, progresif melakukan tracing, serta penguatan layanan kuratif. Sidoarjo juga bisa mensinergikan dengan format Kampung Tangguh yang ada di Malang yang terbukti memiliki kesiapsiagaan yang sangat baik, terutama dalam menghadapi pademi Covid-19," ungkapnya.
Dijelaskannya, contoh Kampung Tangguh yang ada di kampung Cempluk kecamatan Dau Kabupaten Malang tersebut di setiap RT/RW dilengkapi dengan CCTV, sehingga warga bisa memantau aktifitas yang ada di dalam kempung tangguh tersebut. Selain itu, terdapat pojok curhat yang dilakukan secara virtual sehingga memudahkan para psikolog untuk langsung merespon setiap keluhan warganya.