​Wajib Baca! Seniman Muslim Bikin Lagu Lewat Isyarat Mata, Ditemani Istri yang Selalu Wiridan

​Wajib Baca! Seniman Muslim Bikin Lagu Lewat Isyarat Mata, Ditemani Istri yang Selalu Wiridan Wahiba, istri salihah yang setia menemani dan merawat Pone. foto: the guardian

BANGSAONLINE.com – Seniman hip hop Prancis, Pone, yang bernama asli Guilhem Gallart dan muslim taat, menggubah instrumen musik hanya dengan isyarat mata. Pone, terserang penyakit neuron motorik, di mana sekujur tubuhnya lumpuh total, dan dia hanya bisa menggerakkan matanya.

Istrinya, Wahiba, tak kalah salihahnya. Dia setia menemani suaminya. Duduk di samping tempat tidur, sesekali menuruti keinginan suami untuk mengelap dan mengompres matanya. Dia selalu wiridan, dengan menggunakan tasbih yang selalu berada di kamar Pone. Wahiba juga merawat putri-putrinya. 

Theguardian mewawancarai seniman yang tidak dapat berbicara adalah pengalaman meditatif yang tidak biasa. Pone tinggal di sebuah kota kecil di luar Toulouse di Prancis barat daya.

Pone, adalah seniman hip-hop terkenal Prancis di era 1990-an. Dia anggota grup di Kota Marseille, Fonky Family. Lagu-lagu mereka hits, antara lain Art De Rue, Sans Rémission dan Mystère et Suspense, serta 113 hipnosis, yang dinyanyikan solo adalah Hold Up.

Pone, kini menelorkan album instrumental, bernama Kate & Me, di mana album ini dipesembahkan kepada Kate Bush. Ini adalah album pertama dalam sejarah, yang sepenuhnya diproduksi melalui alat pelacak mata.

Keheningan di kamar tidur Pone, diselingi suara mesin bernapas yang diperkuat, tubuhnya perlahan bergerak naik dan turun di bawah selimut, dan canda anak-anak perempuannya yang main-main di lantai bawah. 

Seringkali, istrinya, Wahiba, berdiri dari sofa mendengar suara dari speaker. Di mana munculnya suara ini, atas perintah mata Pone, untuk menggerakkan mouse. "Mata, tolong," adalah permintaan untuk mengompres matanya dengan kain yang sudah disterilkan. Teknologi ini, mampu menerjemahkan blinks mata menjadi perintah mouse.

Pone, yang bernama asli Guilhem Gallart, hidup dengan penyakit neuron motorik, juga dikenal sebagai amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit yang menghancurkan dan tidak dapat disembuhkan, yang mengganggu kontrol semua otot tubuh.

Pone lumpuh permanen, terkurung di tempat tidur dan tidak bisa menggerakkan apa pun kecuali matanya. Hubungannya dengan orang lain hanya dimungkinkan melalui teknologi. Tetapi otaknya, yang terperangkap di dalam tubuh lumpuh, berfungsi seperti biasanya: penuh dengan gagasan.

Dia terinspirasi kejadian pada Jean Dominique-Bauby, editor mode yang hidup dengan sindrom stroke seluruh tubuh. Tapi dia mampu menulis The Diving Bell and the Butterfly. Dia menggunakan teknologi yang dikendalikan gerakan matanya.

Ternyata, karya Pone bukan hanya Kate & Me. Dia baru-baru ini membuat ALS for Dummies, sebuah buku yang diterbitkan sendiri yang mengumpulkan artikel-artikelnya tentang kondisi yang kurang terwakili secara tidak adil . Ia bertujuan berbagi informasi penting dengan orang lain yang memiliki penyakit motor neuron.

Buku ini ditulis dengan urgensi dan humor. Ironisnya Pone menyebut 2016 sebagai tahun ia “memenangkan Tantangan Manekin”; tahun berikutnya, sebelum operasi gastrostomi - yang memperkenalkan lubang di perutnya untuk memungkinkannya makan - Pone memberi tahu dokternya: "Saya Muslim, tidak ada babi, kan?" 

Saat salat pun Pone menggunakan isyarat mata.

Dalam sebuah posting Facebook baru-baru ini, ia berterima kasih pada penyakitnya sehingga bisa menciptakan kreativitasnya yang baru. "Aku tidak akan pernah melakukan semua ini jika aku tidak sakit," tulisnya. "Terima kasih, ALS, kau membangunkanku!"

Sementara karier musiknya, Pone gabung dengan Fonky Family, dan mulai terkenal pada tahun 1994 ketika mereka tampil di lagu Bad Boys de Marseille. Lalu tiga album dan tur terjual habis kemudian, Fonky Family akhirnya bubar.

Pone dan Wahiba menikah dan pindah dari Marseille dengan dua putri mereka. Pada tahun 2014, Pone mulai mengalami kesulitan berjalan, dan segera mengetahui bahwa ia memiliki penyakit neuron motorik. Berita itu seperti bom dalam kehidupan keluarganya: karena tidak ada persiapan. Bagian terburuk Pone menjadi bisu. Untuk sementara, dia hanya bisa berkomunikasi melalui kartu ejaan. Wahiba dengan sabar mengutak atik huruf, agar seperti yang diinginkan Pone. Pone memberi isyarat pada mata. "Mengerikan," ingat Pone.

Sumber: theguardian

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO