​Dikukuhkan Guru Besar, Kiai Asep Bakal Undang 1,000 Kiai-Tokoh, Inilah Orasi Ilmiahnya

​Dikukuhkan Guru Besar, Kiai Asep Bakal Undang 1,000 Kiai-Tokoh, Inilah Orasi Ilmiahnya Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat orasi pada Deklarasi Jokowi-Ma'ruf se-Tapal Kuda di Pondok Pesantren Nurul Qornain Jember Jawa Timur, Kamis (22/11/2018). Foto: M Mas'ud Adnan/BANGSAONLINE.com

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur bakal dikukuhkan sebagai guru besar () oleh Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Surabaya. Pengukuhan gelar akademik tertinggi itu bakal digelar pada 29 Februari 2020 di Sport Center UINSA Jalan A Yani Surabaya. Semula pengukuan itu akan digelar 8 Februari, namun setelah dirapatkan lagi diputuskan 29 Februari 2020. “SK-nya turun saat saya umroh,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com di ruang tamu kediamannya di Pacet Mojokerto.

Kiai kaya raya yang sangat dermawan itu baru saja pulang umroh bersama para relawan Jaringan Santri Nasional (JKSN) dan Muslimat NU. Semua biaya umroh relawan JKSN dan Muslimat NU itu ditanggung Kiai Asep."Semuanya berjumlah 38 orang. Tapi sebagian sudah berangkat sebelumnya," tutur Kiai Asep.

Sambil rebahan di ruang tamunya pada Senin malam (13/1/2010) kiai milyarder yang dermawan itu menuturkan kepada BANGSAONLINE.com bahwa acara pengukuhan guru besar itu akan mengundang 1000 kiai dan para tokoh nasional. Namun informasi terakhir undangan membengkak menjadi 1.360 orang.

Siapa saja tokoh yang bakal diundang, kiai? “Bu Khofifah, Gus Sholah, Kiai As’ad Ali, Pak Mahfud MD, Kiai Said Aqiel, Pak Nuh,” tutur Kiai Asep menyebut beberapa tokoh nasional yang sudah masuk daftar undangan VVIP. Saat menyampaikan itu, Kiai Asep ditemani isteri tercintanya, Nyai Alif Fadlilah dan para putri serta menantunya.

(Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat menerima silaturahim Prof Dr Mahfud MD di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya pada Ahad sore (1/7/2018). Saat itu Mahfud MD belum menjadi Menkopolhukam. foto: MA/BANGSAONLINE.com)

Dalam naskah yang diberikan kepada BANGSAONLINE.com, Kiai Asep akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul Model Pendidikan dalam Mengatasi Problematika Masa Kini dan akan Datang (Pada Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet).

Yang menarik, Kiai Asep banyak menyinggung tentang revolusi industri 4.0 dalam naskah orasi ilmiahnya. “Istilah Revolusi Industri 4.0 digunakan sebagai tema utama pada pertemuan World Economic Forum (WEF) tahun 2016 di Dawos, Swiss,” tulis Kiai Asep. Sejak itu, beberapa negara melakukan keputusan mendorong industrinya menuju Revolusi Industri 4.0. Antara lain: Negara Jerman, Amerika Serikat, China, India, Jepang, Korea Selatan, Vietnam dan lainnya.

“Revolusi Industri 4.0 ini kemudian menimbulkan perubahan radikal dalam proses desain dan manufaktur produk maupun jasa melalui Cyber Physical System (CPS) dan Internet of Things and Service (Lot and Ios),” tulis Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Pusat yang dikenal fashih bahasa Inggris dan Arab itu.

(Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat acara silaturahim dengan para pengurus Muslimat NU se-Kota Surabaya di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya. foto: M. Mas'ud Adnan/ BANGSAONLINE.com)

Dari masalah itu, Kiai Asep lalu menawarkan model pendidikan yang berorientasi pada pemecahan masalah. Pertama, pemecahan masalah globalisasi. Menurut dia, dalam perspektif ekonomi, globalisasi telah menciptakan persaingan semakin luas dan tajam. Sedang secara politik, globalisasi membuka arus ideologi dunia mengalir masuk dengan bebas ke tengah masyarakat sehingga menimbulkan pergeseran ideologi yang selama ini dianut masyarakat.

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO