SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pilwali Surabaya 2020 terus mendapat perhatian banyak pihak. Berbagai tokoh bermunculan untuk menggantikan Tri Rismaharini (Risma) yang sudah tidak bisa lagi mencalonkan sebagai Walikota Surabaya, disebabkan sudah menjabat dua periode.
Sejumlah tokoh santer dikabarkan maju, bahkan beberapa sudah mendaftar ke Partai Politik. Mereka berasal dari berbagai latarbelakng, mulai birokrat, politisi, aktifis hingga profesional. Forum muda Demokrasi (FomDem) menilai Kota Surabaya butuh sosok yang berani dan bersih untuk bisa melanjutkan pembangunan di era Risma.
BACA JUGA:
- Bawaslu Kota Surabaya Serahkan Laporan Hasil Pengawasan Pilkada 2020 ke Pemkot dan DPRD
- Dilantik Besok Sore, Ini Harapan Warga Surabaya kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baru
- Pascapilkada, Jaman Jatim Evaluasi Pembekuan Jaman Surabaya
- Soal PHP Pilwali Surabaya, Bawaslu: Kami Hadir Memenuhi Undangan MK
"Kriteria pemimpin Surabaya ke depan harus berani dan bersih. Saya kira sosok itu ada pada diri Awey (Vinsensius Awey). Awey pun sudah teruji saat menjadi anggota DPRD Surabaya," beber Ketua FomDem, Rusman Hadi, di Surabaya, Minggu (24/11).
Rusman mengapresiasi munculnya nama politisi yang akrab disapa Awey dalam konstelasi politik Pilwali Surabaya 2020. Sebab, kata Rusman semakin banyak calon yang muncul, maka masyarakat Surabaya akan dihadapkan pada banyak pilihan agar bisa menentukan pilihan terbaiknya.
Ketika disinggung soal Kiprah Awey di Surabaya, mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jatim ini menilai sosok Awey saat menjadi anggota DPRD Kota Surabaya sebagai legislator yang sangat kritis, dan sangat berani melontarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat.
"Awey ini setahu saya sosok yang berani, saat ada kebijakan yang tak pro rakyat, pasti akan dia kritisi, tak perduli harus berhadapan dengan siapa," tukas Rusman.
Selain itu, mantan Ketua PC PMII Sumenep ini juga menilai selama menjabat sebagai anggota DPRD Surabaya, Awey tidak pernah berhadapan dengan kasus hukum, utamanya terkait korupsi.
"Saya kira beliau berani kritis karena bersih. Kalau tidak bersih pasti tak akan mungkin berani kritis pada penguasa," imbuh Rusman.